BAB
VIII
INVESTASI
JANGKA PANJANG
8.1
Pengantar
Dalam
modul sebelumnya sudah dijelaskan bahwa keputusan melakukan investasi adalah
keputusan yang sangat strategis. Untuk itu sebelum keputusan investasi
dilakukan, diperlukan analisa apakah investasi tersebut memberikan keuntungan
yang berkesinambungan bagi perusahaan. Analisa tersebut diperlukan mengingat
calon investor (apakah Pemegang Saham, Manajemen Perusahaan atau calon penyandang
dana lainnya) perlu yakin bahwa proposal proyek (investasi) tersebut bisa
memberikan keuntungan dimasa yang akan datang.
Perlu
diingat bahwa investasi bisnis tidak terlepas dari resiko yang mungkin akan
terjadi. Untuk itu resiko tersebut harus diimbangi dengan tingkat kembalian
(return) yang memadai. Dengan demikian calon investor pasti memiliki espektasi
(harapan) akan memeroleh keuntungan yang memadai. Batasan espektasi tersebut
bagi masing-masing calon investor pastilah tidak sama. Tetapi yang berlaku
secara umum biasanya calon investor akan membandingkan tingkat kembalian yang
dijanjikan manajemen perusahaan dengan tingkat “premi bebas resiko” atau “required rate of return”. Yang
umum premi bebas resiko adalah tingkat bunga yang direkomendasi bank sentral
(di Indonesia adalah Bank Indonesia). Dengan demikian tingkat kembalian rencana
investasi yang dijanjikan manajemen perusahaan harus lebih tinggi dari “required
rate of return” tersebut.
Didalam
modul ini akan dibahas bagaimana menghitung rencana arus kas masuk rencana investasi (proceed). Dan juga cara-cara
melakukan penghitungan kelayakan rencana investasi dengan metode kuantitas
(keuangan).
8.2 Menghitung Rencana Arus Kas Masuk (Proceed).
Mengukur
kelayakan suatu usulan investasi sebenarnya adalah membandingkan antara initial investment (jumlah nilai
investasi awal) dengan hasil (manfaat) yang diberikan oleh asset yang
dioperasikan dari investasi tersebut. Apabila hasil (manfaat) yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan pengorbanan (dana) yang diinvestasikan, maka
secara ekonomi investasi tersebut layak untuk dilakukan. Jadi pada dasarnya
adalah membandingkan arus uang yang sudah keluar (Initial investment) dengan
jumlah arus kas yang diharapkan bisa masuk ke perusahaan (membandingkan “cash
out flow vs cash in flow”).
Persoalannya,
bagaimanakah menghitung arus kas bersih tersebut?, sementara hasil tersebut
tidak diterima sekaligus, melainkan bertahap sesuai periode (tahunan). Dan
mengapa harus arus kas yang dihitung?. Pemahaman tentang menghitung arus kas
menjadi penting bagi Investor, karena bagi mereka, yang penting adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar (mengembalikan) modal yang sudah
diinvestasikan tersebut.
Kemampuan
membayar (mengembalikan) modal yang dipakai menjadi konsentrasi dari
pengelolaan investasi. Untuk itu harus ada system pelaporan yang bisa memonitor
kondisi kas perusahaan. Dengan demikian pengelolaan kas perusahaan harus
menjadi prioritas utama bagi Manajer Keuangan. Menghitung arus kas (cash flow)
bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:
metode langsung; dan metode
tidak langsung. Cara menghitung dengan kedua metode tersebut bisa
dijelaskan sebagai berikut:
(a) Metode
langsung;
adalah suatu cara mengendalikan arus kas dengan menyelenggarakan buku harian
kas. Pencatatan aliran kas dikelompokkan menjadi tiga kelompok jenis transaksi,
yaitu: transaksi operasional; transaksi
pendanaan dan transaksi investasi. Transaksi operasional adalah arus kas
dari aktivitas operasi perusahaan (artinya penerimaan dari hasil penjualan (pendapatan utama perusahaan) dan
pengeluaran kas untuk pengeluaran operasi perusahaan. Sedangkan transaksi
pendanaan, adalah arus kas yang diperoleh dari lembaga keuangan, sementara arus
kas dari aktivitas investasi adalah setiap penerimaan (pengeluaran) yang
berhubungan dengan pelepasan aktiva tetap (fixed asset) atau penambahan aktiva
tetap perusahaan.
(b) Metode
Tak Langsung; Menghitung proceed bisa pula dilakukan secara
tidak langsung (tidak perlu melihat laporan harian kas), tetapi bisa dilakukan
dengan cara melihat Laporan Laba Rugi,
dengan menjumlahkan unsur-unsur berikut:
(1)
Laba bersih setelah pajak (earning after
taxes);
yaitu keuntungan bersih usaha selama satu tahun yang bisa dilihat dari laporan
laba-rugi perusahaan. Laba bersih merupakan sumber utama aliran kas masuk
bersih, karena laba diperoleh setelah semua pendapatan dikurangi dengan semua
biaya dan pajak penghasilan. Sehingga laba bersih adalah merupakan hak dari
pemilik modal (investor).
(2)
Biaya depresiasi (penyusutan) aktiva
tetap;
depresiasi merupakan biaya non cash, sehingga dengan mencatat (membebankan)
depresiasi, maka berarti perusahaan membuat dana cadangan yang biasanya
ditujukan untuk mengganti aktiva yang telah habis usianya. Dengan demikian
akumulasi depresiasi juga merupakan hak dari investor (pemegang saham).
(3)
Penghematan pajak;
apabila perusahaan menggunakan dana pinjaman, maka perusahaan akan membayar
bunga kepada kreditor. Biaya (beban) bunga yang dibayar oleh merupakan
pengurang dari keuntungan perusahaan. Dengan demikian beban bunga bersifat
deductible terhadap pajak. Artinya dengan membayar bunga maka perusahaan
mendapat pengurangan pajak atas beban bunga tersebut. Penghematan pajak yang
terjadi adalah 100% - tarip pajak penghasilan atau (1 – tarip pajak).
Penghemaran pajak tersebut merupakan bagian dari arus kas bersih (proceed). Rumus
untuk menghitung penghematan pajak atas bunga pinjaman adalah: (1 – tarip Pph) x biaya bunga.
Dengan
pemahaman terhadap unsur-unsur proceed tersebut, maka rumus untuk menghitung
proceed dengan metode tidak langsung adalah sebagai berikut:
Proceeds = Laba bersih stl pjk +
Depresiasi + (
(1-tarip pajak) x biaya bunga)
|
Apabila tarip pajak penghasilan (Pph)
30%, maka aliran kas bersih selama 5 tahun dihitung sbb:
Tahun ke:
|
Laba stl pajak
|
Depresiasi
|
(1-30%) x bunga
|
TOTAL
|
1
|
100.000.000
|
15.000.000
|
14.000.000
|
129.000.000
|
2
|
150.000.000
|
15.000.000
|
10.500.000
|
175.500.000
|
3
|
140.000.000
|
15.000.000
|
7.000.000
|
162.000.000
|
4
|
160.000.000
|
15.000.000
|
7.000.000
|
182.000.000
|
5
|
150.000.000
|
15.000.000
|
7.000.000
|
172.000.000
|
TOTAL
|
700.000.000
|
75.000.000
|
45.500.000
|
820.500.000
|
8.2 Menilai
Kelayakan Investasi
Pada
dasarnya suatu rencana investasi dinyatakan layak dari aspek keuangan adalah
apabila proyeksi “penerimaan arus kas masuk bersih (proceed)” lebih besar dibandingkan
dengan “nilai investasi awal” (initial investment). Ada dua metode dalam
menentukan kelayakan suatu investasi, yaitu:
a) Metode pembayaran kembali (pay back
period method); yaitu metode sederhana dengan cara mengurangi
nilai investasi awal dengan proyeksi penerimaan kas tiap akhir tahun. Dengan
demikian akan segera diketahui kapan (pada tahun keberapa investasi bisa
kembali atau pulang pokok). Sedangkan apabila proyeksi penerimaan kas bersifat
tetap (konstan) maka periode kembalinya investasi bisa dihitung dengan cara
membagi nilai investasi awal dengan proyeksi penerimaan kas per tahun.
b) Metode dengan discounted;
metode discounted adalah memasukkan unsur nilai
waktu uang terhadap proyeksi proceed yang akan diterima. Metode ini antara
lain adalah dengan cara: menghitung “net present value” (nilai bersih sekarang),
profitability index dan menghitung “internal rate of return (IRR)”.
Metode
pembayaran kembali (Pay Back Period)
Metode
yang paling sederhana untuk mengukur kelayakan invesatasi adalah: metode pay
back period (periode pembayaran kembali). Metode ini sangat sederhana karena
hanya mengurangkan taksiran proceed dari tahun ketahun terhadap total
investasi. Jadi seandainya ada investasi sebesar Rp 100 juta dan diharapkan
proceed yang akan diterima setiap tahun rata-rata adalah Rp 25 juta, maka pay
back period (investasi akan kembali) bisa dihitung secara sederhana sebagai
berikut:
TH Ke:
|
PROCEED
|
SISA:
|
0
|
(100,000,000)
|
(100,000,000)
|
1
|
25,000,000
|
(75,000,000)
|
3
|
25,000,000
|
(50,000,000)
|
3
|
25,000,000
|
(25,000,000)
|
4
|
25,000,000
|
-
|
Dengan demikian investasi akan kembali setelah akhir tahun ke 4. Karena jumlah proceed selama 4 tahun ternyata sudah sama dengan nilai investasi (Rp 100. Juta).
Secara
sederhana “pay back period bisa dicari dengan rumus sebagai berikut:
Periode
Pembayaran Kembali = Nilai investasi X 1 tahun
Proceed
per tahun
|
Contoh 2:
PT
X melakukan investasi sebesar Rp 240 juta, yang diharapkan akan menghasilkan
keuntungan: Rp 20 juta/tahun. nilai penyusutan Rp 10 juta/th. Berarati Proceed
per tahun adalah: Rp 20.000.000,-- + Rp 10.000.000,-- = Rp 30.000.000,--
(Keuntungan + depresiasi). Dengan demikian Pay back period dari investasi
tersebut adalah: (Rp 240 jt : Rp 30 jt) = 8. Artinya investasi akan kembali
setelah tahun ke 8 dari saat investasi beroperasi.
Metode pay back merupakan metode yang paling
sederhana untuk mengukur criteria kelayakan usaha. Tetapi metode ini memiliki kelemahan
antara lain adalah:
1. Tidak
memperhitungkan nilai waktu uang.
2.
Pay back period seolah-olah tidak memperhitungkan pendapatan selanjutnya setelah investasi
pokok diangap kembali.
Sementara kebaikan
dari metode pay back method antara lain adalah:
1. Untuk
investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat
mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode
ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return
dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu
pengembaliannya paling cepat.
3. Metode
ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi.
4. Metode
pay back period bisa disempurnakan dengan menggunakan present value
(memperhitungkan nilai waktu uang).
8.3 Menilai Kelayakan Investasi Dengan
Memperhitungkan Nilai Waktu Uang.
Seperti
dijelaskan sebelumnya bahwa menilai kelayakan investasi dengan menggunakan
metode Payback period yang menganggap bahwa seolah-olah nilai mata uang tidak
mengalami depresiasi (apresiasi). Depresiasi
nilai uang, artinya mata uang mengalami penurunan karena tekanan inflasi.
Artinya daya beli mata uang mengalami penurunan. Sehingga penerimaan uang akhir
tahun ke 1 nilainya pasti sudah berbeda dibandingkan dengan tahun ke 0 saat
melakukan investasi awal. Demikian seterusnya pada akhir tahun 2, ke 3 dan
akhir tahun-tahun selanjutnya pastilah nilainya semakin menurun. Sehingga
menghitung kelayakan investasi dengan metode pay back period mengandung kelemahan, karena menganggap proceed
setiap akhir tahun memiliki nilai yang sama dengan tidak memperhitungkan “depresiasi - mata uang”.
Dari
uraian tadi marilah kita coba memahami satu konsep keuangan yang sangat penting
yaitu “nilai waktu uang” (time value of money). Semua orang
pasti memilih menerima uang Rp 1 juta sekarang, dari pada menerima satu bulan
atau bahkan satu tahun yang akan datang.
Mengapa, karena dengan menerima sekarang daya belinya masih riil.
Sementara menerima nanti berarti harus menanggung resiko inflasi. Atau uang
sekarang sudah bisa menghasilkan bunga dibandingkan dengan nanti.
Dalam
memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai masa depan dari uang kita
harus memperhitungkan lamanya waktu
dan tingkat bunga yang berlaku. Untuk
itu dalam setiap keputusan investasi kita harus
memperhitungkan ekspektasi tingkat pengembalian di masa yang akan
datang. Oleh karena itu kita memerlukan perhitungan yang membedakan nilai total
dari dana yang teralokasi pada waktu yang berbeda.
Untuk
dapat menghitung kebutuhan alokasi dana guna tujuan masa datang, diperlukan
sebuah perhitungan yang melibatkan compounding dan discounting.
Sehingga dalam perhitungan uang selalu ada 2 istilah yaitu:
1)
Nilai sekarang (Present Value);
yaitu daya beli dari uang tersebut pada
saat ini atau nilai tunai saat sekarang. Proses perhitungan nilai masa
kini berdasarkan nilai masa depan merupakan proses diskonto arus kas (discounting
cashflow). Rumus Nilai
Sekarang (PV) adalah sebagai berikut:
PV = Kn / (1 + r)n
Dimana: PV =
Present Value / Nilai Sekarang (nilai tunai);
Kn = Arus kas pada tahun ke-n;
r = Rate (Tingkat – bunga) dan
n adalah tahun ke “n” (dibaca dan dihitung pangkat n).
2) Nilai
masa depan (future value);
Nilai masa depan merupakan nilai dari jumlah dana yang ada sekarang pada
suatu tanggal tertentu di masa depan dengan mengaplikasikan bunga majemuk (compound
interest)
dalam satu periode waktu tertentu. Compounding merupakan perhitungan nilai masa
depan berdasarkan nilai masa kini. Rumus perhitungan Future Value (FV) adalah
sebagai berikut: FV = Ko (1 + r) n
Dimana : FV = Future Value / Nilai Mendatang
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Cara
menghitung present value (nilai sekarang) ataupun Future Value (nilai nanti)
saat ini bisa dilakukan dengan lebih mudah memakai kalkulator yang memiliki
multi fungsi atau memakai “Microsoft exel” menggunakan fungsi keuangan. Secara
manual juga bisa dihitung dengan menggunakan table statistic yang banyak
dijumpai dalam buku-buku statistic ataupun buku Manajemen Keuangan.
Dengan
memahami konsep nilai dan waktu uang tersebut, maka agar penghitungan proceed
lebih akurat, ada criteria penilaian investasi yang sudah memperhitungkan
konsep nilai waktu uang yaitu:
(a)
Net Present Value (NPV)
(b)
Profitability Index (P/I)
(c)
Internal Rate Of Return (IRR)
(a)
Net
Present Value (Value)
Net Present Value (NPV); adalah salah
satu metode penilaian investasi yang sudah memperhitungakan nilai waktu uang.
Dalam metode ini proyeksi proceed yang akan diterima dimasa yang akan datang
ditarik kedepan (kemasa sekarang) dengan memperhitungkan tingkat bunga yang
berlaku (discount factor). Langkah berikutnya adalah jumlah proceed yang sudah
didiscounting menjadi nilai sekarang tersebut dikurangi dengan initial
investment (nilai investasi awal).
Parameternya
adalah apabila selisih antara “jumlah nilai sekarang dari proceed”
dengan “initial investment” bersaldo “positif” ( Present Value proceed
> dari pada nilai investasi) maka investasi dikatakan layak. Sebaliknya
apabila nilai selisih NPV dari proceed dengan Initial Investment negative maka
investasi tersebut dinyatakan tidak layak, karena total penerimaan setelah di
hitung dengan nilai sekarang ternyata lebih kecil dibandingkan dengan nilai
investasi.
Dengan demikian, apabila ada beberapa pilihan jenis
investasi, dengan sendirinya dianjurkan untuk memilih proyek yang memiliki net
present value (NPV) yang paling tinggi. Dengan catatan resikonya sama. Karena
didalam dunia bisnis dikenal semakin tinggi tingkat resiko suatu investasi
Investor pasti akan menuntut tingkat kembalian (return) yang lebih tinggi pula.
(Ingat pepatah: low risk, low return. High risk high return).
Contoh
3:
PT Bayu Whisnu berencana melakukan
investasi. Untuk keperluan tersebut dana yang dibutuhkan adalah Rp 5 Milyar;
proyeksi dari investasi tersebut akan memberikan keuntungan bersih selama 5
tahun kedepan sebesar ( Rp 1 M; Rp 1.5 M; Rp 2 M; Rp 2M dan Rp 1.5 M) sedangkan
nilai taksiran mesin bekas setelah 5 tahun adalah Rp 1 M.
Apabila pemegang saham menghendaki
tingkat pengembalian minimal 10% dan penyusutan menggunakan metode garis lurus,
maka hitunglah kelayakan dari rencana investasi tersebut dengan metode Net
Present Value.
Jawab:Penyusutan
(depresiasi) dari investasi tersebut :
(Rp 5 M – Rp 1 M)/5 tahun = Rp 800 jt. Dengan demikian proceed dari rencana
investasi tersebut per tahunnya adalah sebagai berikut:
- Rp 1 M + Rp 800 jt = Rp 1.800.000.000,--
- Rp 1.5 M + Rp 800 jt = Rp 2.300.000.000,--
- Rp 2 M + Rp 800 jt = Rp 2.800.000.000,--
- Rp 2 M + Rp 800 jt = Rp 2.800.000.000,--
- Rp 2.5 M + Rp 800 jt = Rp 3.300.000.000,-- *) ditambah Rp 1 M (nilai sisa).
Proceed ( x Rp 1.000)
|
|||||
Th ke:
|
Keuntungan
|
Depresiasi
|
Total
|
*) DF 10%
|
PV
|
0
|
Investasi awal
|
--------------
|
5,000,000
|
1
|
(5,000,000)
|
1
|
1,000,000
|
800,000
|
1,800,000
|
0.909091
|
1,636,364
|
2
|
1,500,000
|
800,000
|
2,300,000
|
0.826446
|
1,900,826
|
3
|
2,000,000
|
800,000
|
2,800,000
|
0.751315
|
2,103,682
|
4
|
2,000,000
|
800,000
|
2,800,000
|
0.683013
|
1,912,436
|
5 *)
|
2,500,000
|
800,000
|
3,300,000
|
0.620921
|
2,049,039
|
Net Present Value =
9.602.347 - 5.000.000 =
|
4,602,347.30
|
*)
Discount Factor yang dikehendaki 10 % bisa dicari dari table statistic berikut:
Tahun
|
9.0%
|
9.5%
|
10.0%
|
10.5%
|
1
|
0.917431
|
0.913242
|
0.909091
|
0.904977
|
2
|
0.841680
|
0.834011
|
0.826446
|
0.818984
|
3
|
0.772183
|
0.761654
|
0.751315
|
0.741162
|
4
|
0.708425
|
0.695574
|
0.683013
|
0.670735
|
5
|
0.649931
|
0.635228
|
0.620921
|
0.607000
|
6
|
0.596267
|
0.580117
|
0.564474
|
0.549321
|
7
|
0.547034
|
0.529787
|
0.513158
|
0.497123
|
8
|
0.501866
|
0.483824
|
0.466507
|
0.449885
|
9
|
0.460428
|
0.441848
|
0.424098
|
0.407136
|
10
|
0.422411
|
0.403514
|
0.385543
|
0.368449
|
(b)
Profitability Index (PI)
Profitability
Index (PI) adalah metode penilaian
kelayakan investasi dengan cara mengukur rasio (perbandingan) antara total
nilai sekarang (PV) total proceed terhadap nilai investasi. Cara mencari Profitability
Index (PI), adalah dengan menjumlahkan nilai sekarang (PV) kas masuk (proceed)
yang akan diterima dibagi dengan nilai investasi awal (Initial Investment).
Kriteria
kelayakan investasi dengan metode Profitability Index (PI) adalah:
(1) Apabila PI > 1
maka investasi layak untuk diterima; karena total Present Value (nilai tunai)
proceed lebih besar dari pada nilai initial investment.
(2) Apabila PI < 1 investasi
tersebut dinyatakan tidak layak, karena total Present Value (nilai tunai) dari
proceed lebih rendah dari pada nilai initial investment
Rumus dari
Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut:
PI
= Total Nilai tunai (PV) proceed
/ Investasi Awal.
Bila ada beberapa alternatif proyek, sebaiknya memilih
proyek yang memiliki PI yang paling besar atau yang paling tinggi.
Contoh 4:
PT Bayu Whisnu berencana melakukan
investasi. Untuk keperluan tersebut dana yang dibutuhkan adalah Rp 5 Milyar;
proyeksi dari investasi tersebut akan memberikan keuntungan bersih selama 5
tahun kedepan sebesar ( Rp 1 M; Rp 1.5 M; Rp 2 M; Rp 2M dan Rp 1.5 M) sedangkan
nilai taksiran mesin bekas setelah 5 tahun adalah Rp 1 M.
Apabila pemegang saham menghendaki
tingkat pengembalian minimal 10% dan penyusutan menggunakan metode garis lurus,
maka hitunglah kelayakan dari rencana investasi tersebut dengan metode
Profitability index.
Jawab:
Soal
tersebut adalah sama dengan contoh pada NPV. Untuk itu nilai tunai (PV) dari
proceed adalah : Rp 9.602.347.000,--. PI adalah: Rp
9.602.347.000,--/ Rp 5 Milyar = 1,920. Jadi PI >
dari 1, maka investasi tersebut layak diteruskan atau layak dibiayai.
(c)
Internal
Rate of Return (IRR) atau “discounted cash flow”.
Pada
dasarnya metode IRR sama dengan metode
present value, perbedaannya adalah dalam present value tarif kembalian
sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi
dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi.
IRR
adalah suatu kondisi dimana PV dari proceed nilainya sama dengan Investasi awal
(Initial Investment). Dengan demikian investasi dinyatakan layak, apabila IRR
(tingkat kembalian) lebih tinggi bunga yang disyaratkan Investor (Pemilik
Modal).
Cara
mencari IRR bisa dilakukan dengan metode
trial and error, dengan cara sbb:
1. Mencari
nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan
kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
3. Rumus
IRR adalah sebagai berikut:
IRR = DF1 + {(NPV1/(PV1-PV2
) x ( DF2 - DF1)}
Dimana:
·
DF1 adalah : Discount Factor 1.
·
DF2 adalah : Discount Factor 2.
·
NPV1 adalah: Net Present Value dari DF1.
·
NPV2 adalah: Net Present Value dari DF2.
Contoh 5:
PT Bayu Whisnu berencana melakukan
investasi. Untuk keperluan tersebut dana yang dibutuhkan adalah Rp 5 Milyar;
proyeksi dari investasi tersebut akan memberikan keuntungan bersih selama 5
tahun kedepan sebesar: Rp 300 jt, Rp 300 jt, serta Rp 500 jt, Rp 500 jt, dan Rp 500 jt. Sedangkan nilai
taksiran mesin bekas setelah 5 tahun adalah Rp 500 jt.
Apabila penyusutan menggunakan metode
garis lurus, maka hitunglah berapa Internal Rate of Return (IRR) dari investasi
tersebut.
Jawab:
§ Kita bisa mencari dengan trail eror (coba-coba). Umpama kita
menggunakan discount factor (DF) 1 dengan 10%, dan DF2 15%, sehingga
menghasilkan perhitungan NPV sebagaimana table berikut:
Th ke:
|
Cash Flow
|
Depr.
|
Total
|
DF 1 (10%)
|
DF 2 (15%)
|
||
1
|
(5,000,000)
|
1
|
(5,000,000)
|
1
|
(5,000,000)
|
||
2
|
300,000
|
900,000
|
1,200,000
|
0.909
|
1,090,800
|
0.870
|
1,044,000
|
3
|
300,000
|
900,000
|
1,200,000
|
0.826
|
991,200
|
0.756
|
907,200
|
4
|
500,000
|
900,000
|
1,400,000
|
0.751
|
1,051,400
|
0.658
|
921,200
|
5
|
500,000
|
900,000
|
1,400,000
|
0.683
|
956,200
|
0.572
|
800,800
|
5
|
500,000
|
900,000
|
1,400,000
|
0.621
|
869,400
|
0.494
|
691,600
|
500,000
|
-
|
500,000
|
0.621
|
310,500
|
0.494
|
247,000
|
|
Present Value:
|
5,269,500
|
4,611,800
|
|||||
Net Present Value (NPV):
|
269,500
|
(388,200)
|
§ Dengan
discount factor 10%, menghasilkan NPV positif sebesar: Rp 269.500.000,--
sementara dengan discount factor 15% menghasilkan NPV minus (Rp 388.200.000,--)
§ Seperti diketahui bahwa IRR adalah tingkat return (discount
Factor) yang menghasilkan NPV = 0 atau nilai investasi = PV proceed.
§ Dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa IRR terletak antara 10% dengan 15%.
§ Dengan
menggunakan rumus diatas, maka IRR bisa dicari sebagai berikut:
IRR =
10% + {(269.500) / (5.269.500 – 4.611.800) x (15% - 10%)) = 12.05 %.
Dengan
demikian kita tinggal membandingkan IRR sebesar 12,05% tersebut dengan tingkat
bunga yang berlaku saat itu.
Nilai sekarang
dari factor bunga
PVIFr,n
= 1 = {(1 / 1 + r)}n (1 + r)n
Periode
(n)
|
Rate
|
|||
0%
|
5%
|
10%
|
15%
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
|
0,9524
0,9070
0,8638
0,8227
0,7835
0,7462
0,7107
0,6768
0,6446
0,6139
|
0,9091
0,8264
0,7513
0,6830
0,6209
0,5645
0,5132
0,4665
0,4241
0,3855
|
0,8696
0,7561
0,6575
0,5718
0,4972
0,4323
0,3759
0,3269
0,2843
0,2472
|
Keterangan tabel 2.3
1) PVIF
= Present Value of Interest Factor
(Nilai Sekarang dari Faktor Bunga)
2) Nilai
uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun
ke 1 = Rp 0,9524, sedangkan nilai uang
masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1, nilai tunainya saat ini pada awal
tahun ke 1 = Rp 0,6139, pada tingkat suku bunga 5% per tahun.
3) Nilai
uang masa mendatang (akhir tahun ke 1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun
ke 1 = Rp 0,9091, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp
1, nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 = Rp 0,3855, pada tingkat suku
bunga 10% per tahun.
4) Nilai
uang masa mendatang (akhir tahun ke1) = Rp 1, nilai tunainya pada awal tahun ke
1 = Rp 0,8696, sedangkan nilai uang masa mendatang (akhir tahun ke 10) = Rp 1,
nilai tunainya saat ini pada awal tahun ke 1 =Rp 0,2472, pada tingkat suku
bunga 15% per tahun.
5) Makin
tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana
penerimaan uang di masa depan.
8.4 Latihan
(kasus).
Soal
1:
PT Sinar Terang akan melakukan ekspansi
dengan menambah mesin baru yang harganya Rp 2 M. (sudah termasuk biaya
pemasangan). Setelah pemasangan mesin baru pendapatan perusahaan diharapkan
bertambah sebesar Rp 1,5 M per tahun. Berdasarkan pengalaman keuntungan bersih
adalah sebesar 30% dari pendapatan (revenue). Apabila mesin tersebut memiliki
umur ekonomis 5 tahun. Pada tahun keberapakah nilai investasi tersebut bisa
kembali.
Soal
2:
PT Bintang Kartika adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang transportasi darat. Selama ini perusahaan
mengoperasikan armada angkutan barang (container dan truck). Setelah dijajagi
mulai tahun 2009, akan melayani jasa angkutan umum (bis) dengan trayek Serang –
Cibaliung. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan 10 unit bis adalah:
Rp 3 M; jumlah tempat duduk adalah 30 kursi untuk setiap bis, dengan tingkat
kepadatan penumpang 90%. Masing-masing bis beroperasi 2 x trayek per hari (dua
kali Serang – Cibaliung PP). Tarip per penumpang adalah Rp 10 ribu. Bis
beroperasi rata-rata selama 5 hari per minggu dan satu tahun adalah 52 minggu.
Biaya operasional (gaji sopir dan kernet, BBM, olie dan suku cadang) ditaksir
40% dari pendapatan kotor. Sementara umur bis ditaksir 5 tahun dengan nilai
sisa 30% dari nilai beli. Hitunglah pay back dari investasi tersebut apabila
diketahui biaya usaha per bulan ditaksir: Rp 3 juta.
Soal
3:
Sebuah rencana investasi yang
membutuhkan dana Rp 100 juta, akan menghasilkan cash in flow (proceed) selama 5
tahun rata-rata Rp 25 juta. Depresiasi
dari investasi tersebut menggunakan
metode straight line selama 5 tahun. Hitunglah:
·
Berapa tahun (pada tahun keberapa)
investasi tersebut akan kembali.
·
Apabila bunga pasar saat ini sebesar 9%
berapakah Net Present Value investasi tersebut.
·
Berapakah IRR dari rencana investasi
tersebut.
Soal 4:
Ada dua peluang usaha, tetapi karena
keterbatasan modal, hanya bisa memilih salah satu dari dua pilihan tersebut:
·
Membuat krupuk kentang membutuhkan modal
Rp 150 juta, yang akan menghasilkan proceed selama 10 tahun rata-rata Rp 25
juta per tahun.
·
Membuat keripik buah membutuhkan modal
yang sama menghasilkan proceed selama 8 tahun rata-rata Rp 30 juta.
Menurut Saudara usaha apakah yang akan
menghasilkan NPV terbesar atas dua pilihan investasi tersebut, apabila investor
menghendaki tingkat bunga bebas resiko adalah 10%.
Soal 5:
Berdasarkan proyeksi keuangan 5 tahun
kedepan diperoleh data sebagai berikut:
Tahun
|
EAT
|
Depresiasi
|
Biaya Bunga
|
1
|
100 juta
|
15 juta
|
5 juta
|
2
|
120 juta
|
15 juta
|
5 juta
|
3
|
125 juta
|
15 juta
|
5 juta
|
4
|
150 juta
|
15 juta
|
5 juta
|
5
|
160 juta
|
15 juta
|
5 juta
|
a.
Hitunglah proceed table tersebut apabila
diketahui tarip pajak (Pph) 30%.
b.
Apabila nilai investasi Rp 600 juta,
pada tahun keberapa pay back periodnya.
c.
Apabila tingkat bunga pasar 10%,
berapakah NPV dari investasi tersebut.
Soal 6
:
PT
Kartika akan melakukan investasi
yang memerlukan dana sebesar Rp 100 M; apabila dari investasi tersebut
diperkirakan bisa memberikan keuntungan bersih setiap tahun rata-rata Rp 10 M,
sementara umur ekonomis dari asset adalah 10 tahun dengan nillai sisa Rp 20 M.
apabila pemegang saham menghendaki tingkat kembalian sebesar 12 %, maka
hitunglah:
a)
NPV dari proyek tersebut.
b)
Profitability Index (PI).
c)
IRR dari rencana investasi tersebut.
TABEL NILAI SEKARANG DARI 1 (NILAI
SEKARANG JUMLAH TUNGGAL
n
|
2%
|
2.50%
|
3%
|
4%
|
5%
|
6%
|
7%
|
8%
|
9%
|
10%
|
|||
1
|
0.98039
|
0.97561
|
0.97087
|
0.96154
|
0.95238
|
0.94340
|
0.93458
|
0.92593
|
0.91743
|
0.90909
|
|||
2
|
0.96117
|
0.95181
|
0.94260
|
0.92456
|
0.90703
|
0.89000
|
0.87344
|
0.85734
|
0.84168
|
0.82645
|
|||
3
|
0.94232
|
0.92860
|
0.91514
|
0.88900
|
0.86384
|
0.83962
|
0.81630
|
0.79383
|
0.77218
|
0.75131
|
|||
4
|
0.92385
|
0.90595
|
0.88849
|
0.85480
|
0.82270
|
0.79209
|
0.76290
|
0.73503
|
0.70843
|
0.68301
|
|||
5
|
0.90573
|
0.88385
|
0.86261
|
0.82193
|
0.78353
|
0.74726
|
0.71299
|
0.68058
|
0.64993
|
0.62092
|
|||
6
|
0.88797
|
0.86230
|
0.83748
|
0.79031
|
0.74622
|
0.70496
|
0.66634
|
0.63017
|
0.59627
|
0.56447
|
|||
7
|
0.87056
|
0.84127
|
0.81309
|
0.75992
|
0.71068
|
0.66506
|
0.62275
|
0.58349
|
0.54703
|
0.51316
|
|||
8
|
0.85349
|
0.82075
|
0.78941
|
0.73069
|
0.67684
|
0.62741
|
0.58201
|
0.54027
|
0.50187
|
0.46651
|
|||
9
|
0.83676
|
0.80073
|
0.76642
|
0.70259
|
0.64461
|
0.59190
|
0.54393
|
0.50025
|
0.46043
|
0.42410
|
|||
10
|
0.82035
|
0.78120
|
0.74409
|
0.67556
|
0.61391
|
0.55839
|
0.50835
|
0.46319
|
0.42241
|
0.38554
|
|||
11
|
0.80426
|
0.76214
|
0.72242
|
0.64958
|
0.58468
|
0.52679
|
0.47509
|
0.42888
|
0.38753
|
0.35049
|
|||
12
|
0.78849
|
0.74356
|
0.70138
|
0.62460
|
0.55684
|
0.49697
|
0.44401
|
0.39711
|
0.35553
|
0.31863
|
|||
13
|
0.77303
|
0.72542
|
0.68095
|
0.60057
|
0.53032
|
0.46884
|
0.41496
|
0.36770
|
0.32618
|
0.28966
|
|||
14
|
0.75788
|
0.70773
|
0.66112
|
0.57748
|
0.50507
|
0.44230
|
0.38782
|
0.34046
|
0.29925
|
0.26333
|
|||
15
|
0.74301
|
0.69047
|
0.64186
|
0.55526
|
0.48102
|
0.41727
|
0.36245
|
0.31524
|
0.27454
|
0.23939
|
|||
16
|
0.72845
|
0.67362
|
0.62317
|
0.53391
|
0.45811
|
0.39365
|
0.33873
|
0.29189
|
0.25187
|
0.21763
|
|||
17
|
0.71416
|
0.65720
|
0.60502
|
0.51337
|
0.43630
|
0.37136
|
0.31657
|
0.27027
|
0.23107
|
0.19784
|
|||
18
|
0.70016
|
0.64117
|
0.58739
|
0.49363
|
0.41552
|
0.35034
|
0.29586
|
0.25025
|
0.21199
|
0.17986
|
|||
19
|
0.68643
|
0.62553
|
0.57029
|
0.47464
|
0.39573
|
0.33051
|
0.27651
|
0.23171
|
0.19449
|
0.16351
|
|||
20
|
0.67297
|
0.61027
|
0.55368
|
0.45639
|
0.37689
|
0.31180
|
0.25842
|
0.21455
|
0.17843
|
0.14864
|
|||
21
|
0.65978
|
0.59539
|
0.53755
|
0.43883
|
0.35894
|
0.29416
|
0.24151
|
0.19866
|
0.16370
|
0.13513
|
|||
22
|
0.64684
|
0.58086
|
0.52189
|
0.42196
|
0.34185
|
0.27751
|
0.22571
|
0.18394
|
0.15018
|
0.12285
|
|||
23
|
0.63416
|
0.56670
|
0.50669
|
0.40573
|
0.32557
|
0.26180
|
0.21095
|
0.17032
|
0.13778
|
0.11168
|
|||
24
|
0.62172
|
0.55288
|
0.49193
|
0.39012
|
0.31007
|
0.24698
|
0.19715
|
0.15770
|
0.12640
|
0.10153
|
|||
25
|
0.60953
|
0.53939
|
0.47761
|
0.37512
|
0.29530
|
0.23300
|
0.18425
|
0.14602
|
0.11597
|
0.09230
|
|||
26
|
0.59758
|
0.52623
|
0.46369
|
0.36069
|
0.28124
|
0.21981
|
0.17220
|
0.13520
|
0.10639
|
0.08391
|
|||
27
|
0.58586
|
0.51340
|
0.45019
|
0.34682
|
0.26785
|
0.20737
|
0.16093
|
0.12519
|
0.09761
|
0.07628
|
|||
28
|
0.57437
|
0.50088
|
0.43708
|
0.33348
|
0.25509
|
0.19563
|
0.15040
|
0.11591
|
0.08955
|
0.06934
|
|||
29
|
0.56311
|
0.48866
|
0.42435
|
0.32065
|
0.24295
|
0.18456
|
0.14056
|
0.10733
|
0.08215
|
0.06304
|
|||
30
|
0.55207
|
0.47674
|
0.41199
|
0.30832
|
0.23138
|
0.17411
|
0.13137
|
0.09938
|
0.07537
|
0.05731
|
|||
31
|
0.54125
|
0.46511
|
0.39999
|
0.29646
|
0.22036
|
0.16425
|
0.12277
|
0.09202
|
0.06915
|
0.05210
|
|||
32
|
0.53063
|
0.45377
|
0.38834
|
0.28506
|
0.20987
|
0.15496
|
0.11474
|
0.08520
|
0.06344
|
0.04736
|
|||
33
|
0.52023
|
0.44270
|
0.37703
|
0.27409
|
0.19987
|
0.14619
|
0.10723
|
0.07889
|
0.05820
|
0.04306
|
|||
34
|
0.51003
|
0.43191
|
0.36604
|
0.26355
|
0.19035
|
0.13791
|
0.10022
|
0.07305
|
0.05339
|
0.03914
|
|||
35
|
0.50003
|
0.42137
|
0.35538
|
0.25342
|
0.18129
|
0.13011
|
0.09366
|
0.06763
|
0.04899
|
0.03558
|
|||
36
|
0.49022
|
0.41109
|
0.34503
|
0.24367
|
0.17266
|
0.12274
|
0.08754
|
0.06262
|
0.04494
|
0.03235
|
|||
37
|
0.48061
|
0.40107
|
0.33498
|
0.23430
|
0.16444
|
0.11579
|
0.08181
|
0.05799
|
0.04123
|
0.02941
|
|||
38
|
0.47119
|
0.39128
|
0.32523
|
0.22529
|
0.15661
|
0.10924
|
0.07646
|
0.05369
|
0.03783
|
0.02673
|
|||
39
|
0.46195
|
0.38174
|
0.31575
|
0.21662
|
0.14915
|
0.10306
|
0.07146
|
0.04971
|
0.03470
|
0.02430
|
|||
40
|
0.45289
|
0.37243
|
0.30656
|
0.20829
|
0.14205
|
0.09722
|
0.06678
|
0.04603
|
0.03184
|
0.02209
|
|||
No comments:
Post a Comment