Wednesday, 5 April 2017

PEMECAHAN MASALAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI MANAJEMEN

SIMAK VIDEO INI TERLEBIH DULU:



KATA  PENGANTAR

         Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang manajemen, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “PEMECAHAN MASALAH dan PENGAMBILAN KEPUTUSA ”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Serang, 17 Maret 2016


                                                                                                                  Penyusun







BAB 1
PENDAHULUAN



            Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
            Kajian tentang keputusan juga banyak berbasis metode. Basis kajian tersebut, dipandang lebih menarik daripada domain pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan kajian metode, keputusan terpecah menjadi empat, yaitu, metode keputusan rasional, metode keputusan tawar menawar, metode keputusan agregatif, dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan dengan pendekatan metode berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji keputusan. Aliran-aliran yang dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan, rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem.
            Dengan demikian pengetahuan alternatif model, metode, aliran digunakan untuk penentuan pegangan sendiri. Seperti berkenaan dengan ini saya sendiri lebih menyukai cukup tiga aktifitas saja untuk sampai pada keputusan,yaitu: kehadiran tujuan, aktifitas pencarian informasi atau alternatif, dan aktifitas evaluasi alternatif. Banyak sedikitnya informasi yang dilakukan mempengaruhi kecepatan dan kerumitan pengambilan keputusan. Untuk membeli sebuah ballpoint tidak sama kecepatan dan kerumitan pengambilan keputusannya dengan membeli pesawat terbang pribadi untuk memahami lebih jauh lagi mengenai pengambilan keputusan itu,bagaiamana model-model pengambilan keputusan,kriteria pengambilan keputusan maka akan dijelaskan lebih jauh dalam makalah ini.










BAB II
PEMBAHASAN



PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.        Pemecahan Masalah
Kepner-Tregoe melihat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam proses yang rasional. Adapun langkah dalam pemecahan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses dari mengamati dan pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang akan datang (LAN RI 2008, Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan).
2.        Pengambilan Keputusan
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.

Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan.

       Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979).

       Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah).

       Oleh karena itu ’Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan’ dapat diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan.

Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara teoritis dan realistis, bagaimana cara membuat suatu keputusan. Ragam dalam pengambilan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision). Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
1.      G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3.      Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
4.      Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
5.      Chester I. Barnard

Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.


MACAM-MACAM KEPUTUSAN MANAJEMEN
Macam-Macam Pengambilan Keputusan :
1.      Keputusan Auto Generated
Keputusan ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusan nya.
2.      Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific management atau manajemen ilmiah, sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resiko nya relatif kecil, proses pengambilan keputusan lebih lambat.
Basis Pengambilan Keputusan 
1.      Keyakinan 
Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making) nya didasarkan atas keyakinan bahwa "keputusan" (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut. 
2.      Intuisi 
Manjer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling) nya, sasaran-sasaran, pengaruh, preferensi-preferensi, dan pisikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting.
3.      Fakta-Fakta 
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan dan kondisi masa depan.
4.      Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusan nya didasarkan kepada pengalaman nya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga  memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan "apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi.
5.      Kekuasaan 
Decision maker dalam pengambilan keputusan (decision making) harus berpedoman atas kekuasaan (authority) yang dimiliki nya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. hal ini disebabkan authority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat sesuatu.


KEPUTUSAN DAN JENJANG MANAJEMEN
A. Keputusan Manajemen
Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative    yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian memecahkannya.

Keputusan Berdasarkan Tipe Persoalan :
1.  Keputusan Internal Jangka Pendek
Berkaitan dengan kegiatan rutin atau operasional.
Contohnya : pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi yang dilakukan oleh manajer operasional.
2.  Keputusan Internal Jangka Panjang
Keputusan yang berkaitan dengan permasalahan organisasi.
Contohnya : perombakan struktur organisasi, perubahan departemen yang dilakukan oleh manajer puncak dan manajer menengah.
3.  Keputusan Eksternal Jangka Pendek
Keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relative pendek.
Contohnya : mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus yang dilakukan oleh manajer menengah.
4.  Keputusan Eksternal Jangka Panjang
Keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relative panjang.
Contohnya : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis yang dilakukan oleh manajer puncak.



B. Jenjang Manajemen
Pengertian manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai yang telah ditetapkan.
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin.
Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan scorang pimpinan  karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output melalui  proses manajemen, yang digambarkan oleh suatu bagan sebagai berikut:
Bagan diatas dibentuk sistematis membentuk suatu sistem.
Setiap sistem terdiri atas input, processing, output
·     Input adalah apa saja yang harus diolah atau dijawab.
·     Processing adalah pengolahan yang berlangsung menurut prosedur yang memiliki rangkaian secara teratur.
·     Output adalah hasil dari olahan dan merupakan jawaban atas input.


Secara umum tingkatan manajemen dalam organisasi memiliki hierarki manajemen.
Secara klasik, hierarki atau tingkatan manajemen terbagi menjadi tiga, yaitu: 
1.  Manajer Puncak (Top Manager)
Disebut juga manajer senior, eksekutif kunci. Manajer puncak bertugas untuk memutuskan hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan pengeluaran saham yang berkaitan dengan masalah perencanaan dan keputusan yang bersifat strategis(strategic planning).
Jenjang ini meliputi: Dewan Direktur(Board of Directors)
Jenjang BOD bertugas:
a.  bertanggung jawab terhadap kebijakan perusahaan secara menyeluruh
b.  bertanggung jawab kepada pemegang saham, hak dan kewajiban BOD dituangkan dalam company’s articles of association atau written partnership agreement.
c.  Legal responbility meliputi beitikad baik dan jujur, bertindak hati-hati, teliti dan didasarkan keahlian yang dimiliki.
d.  Mengawasi pembuatan dan distribusi laporan keuangan perusahaan.
e.   Memastikan perusahaan mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
f.   Untuk keputusan yang tidak terprogram, biasanya lebih banyak diambil oleh manajer pada tingkat tinggi (top manajer).
·                
Direktur Utama(CEO) manajer yang diduduki di dewan direksi atau Chief Executif Officer ( CE ) dengan tugas menyusun rencana perusahaan maupun pengelolaan harta kekayaan perusahaan.
Jenjang Direktur Utama bertugas:
a.   Sebagai eksekutor kebijakan BOD dan pihak yang memiliki managerial dan memiliki wewenang paling tinggi dalam operasional perusahaan.
b.  Menentukkan strategi dan kebijakan yang diambil, penggunaan sumber daya perusahaan,berhubungan dengan karyawan, pemegang saham dan investor potensial.

2.  Manajer Madya (Middle Manajer)
Disebut juga sebagai manajer menengah, manajer administrasi yang meliputi pimpinan pabrik atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak. Antara lain menangani permasalahan kontrol atau  pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi: keputusan administrasi/taktis, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.
3.  Manajer Operasional (Manajer Lini)
Merupakan jenjang manajemen terendah,  yang tugas utamanya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh manajer madya, mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan sehari-hari, sebagai supervisor garis pertama yang bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang melakukan pekerjaan hariannya yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (operasi harian) yang disebut keputusan operasional.

Manajer bertanggung jawab atas manajemen fungsi-fungsi bisnis berikut:
1. Inovasi
2. Produksi
3. Pemasaran
4. Sumber Daya Manusia
5. Keuangan dan Akuntansi
6. Kepatuhan terhadap hukum

Peranan Manajer ada tiga, yaitu :
1.  Antar pribadi ( hubungan interpersonal )
2.  Pemberian informasi kepada pihak yang berkepentingan mengenai policy perusahaan (Informational Role).
3.  Cara manajer mengimplementasikan suatu keputusan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan ( Decision Role)


TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut :
1.      Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
2.      Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin.
3.      Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
Menurut Simon (1960) ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan olehnya proses pengambilan keputusan ada 4 tahapan yakni :
1.      Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan.
2.      Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan masalah.
3.      Choice : tahap memilih dari solusi dari alternatif  –  alternatif yang disediakan.
4.      Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Sedangkan menurut James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri atas enam tahapan. Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer tidak dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap
munculnya masalah.
Tahap 1. Intelligence
Indetifikasi Dan Definisi Masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut :
1.                  Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebua perubahan secara tiba – tiba  pada beberapa pola  kinerja    yang telah ditetapkan. Contohnya,  meningkatnya perputaran karyawan, tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya produk yang rusak.
2.                  Kritikan orang lain
Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah. Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakan hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.
3.                  Lingkungan
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh,  jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul suatu masalah.

1.                Masalah Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Masalah–masalah  terstruktur (structured problems) merupakan masalah pada umumnya, terus terang dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya. Sebagai contoh, masalah–masalah  pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian, dan sebagainya.
Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak terduga. Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena hilangnya pelanggan.
Tahap 2. Design
a.            Mengembangkan Alternatif Pemecahan
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan yang ada.
b.            Evaluasi Alternatif Pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
1.      Kondisi kepastian.
2.      Kondisi berisiko.
3.      Kondisi ketidakpastian.
 Tahap 4. Choice
a.            Memilih Alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif – alternatif  yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5. Implementation
a.            Implementasi Keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang  yang terkait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.
b.            Evaluasi dan Pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.


TIPE-TIPE MASALAH DAN PEMECAHAN
Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting  dari manajer , yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa juga di bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian , resiko dan ketidak pastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah masalah khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan lain sebagainya.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.





Teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern

Tipe-tipe keputusan
Teknik-teknik pembuatan keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram:
Keputusan-keputusan rutin dan berulang-ulang.organisasi mengembangkan proses-prose khusus bagi penangannya.
1.      Kebiasaan
2.      Kegiatan rutin:prosedur-prosedur pengoperasian standar
3.      Struktur organisasi pengharapan umum system tujuan saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik
1.      Teknik-teknik riset operasi:analisa matematik model-model simulasi computer
2.      Pengolahan data elektronik
Tidak diprogram:
Keputusan-keputusan sekali pakai,kebijaksanaaan disusun tidak sehat.ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
1.      kebijaksanaan instuisi dan kreatifitas
2.      coba-coba
3.      seleksi dan latihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada:
a.       Latihan membuat keputusan
b.      Penyusunan program-program computer “heutistic”



GAYA DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN  
Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan  keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik

Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis.
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.

Model pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau model politik.

Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.

Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.

Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut yaitu:
1.  Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2.   Prosedur rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan keterbatasan  sumber daya.
4.  Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik

Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1.  Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2.  Informasi ambigu dan tidak lengkap
3.  Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan tujuan dan alternatif

Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :

1.      Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluangmuncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2.      Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?
3.      Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.
4.      Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
5.      Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6.      Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :
1.      Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2.      Gaya Analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.
3.      Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4.      Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.


PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Pengambilan Keputusan
Intisari dari proses “pengambilan keputusan”  sebenarnya adalah proses membuat pilihan diantara beberapa pilihan dan harapan akan terciptanya suatu hasil yang baik. Sweeney & McFarlin (2002) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses dalam mengevaluasi satu atau lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih hasil terbaik yang diharapkan. Sementara itu, Kinicki & Kreitner (2003) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses mengidentifikasi dan memilih solusi yang mengarah pada hasil yang diinginkan.
Ditinjau dari karakteristiknya, pengambilan keputusan terdiri dari 2 karakteristik, yakni:
·         Pengambilan keputusan individual
·         Pengambilan keputusan kelompok

1.  Pengambilan Keputusan Individual

1.  Pengertian keputusan individu
Pengambilan keputusan merupakan hasil proses dari beberapa pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.
Seorang filosof Prancis, Jean-Paul Sartre mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang berkesadaran “dikutuk untuk bebas”. Kutukan kekebasan ini menempatkan manusia sebagai makhluk yang dapat menentukan jalannya sendiri. Apapun jalan yang diambil, maka manusia itu sendiri yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dikemudian hari.
Di zaman modern ini manusia dihadapkan pada banyak pilihan, memilih universitas, jurusan, pekerjaan, pacar, dll.. yang menuntut kemampuan manusia untuk dapat mengambil keputusan secara tepat. 
2.  Gaya Pengambilan Keputusan pada Individu
Ada dua dimensi dalam gaya pengambilan keputusan, yakni:
·     Orientasi nilai (values orientation),yaitu Tipe pengambil keputusan yang berorientasi nilai, fokus pada tugas (masalah teknis) dan fokus pada orang (sosial).
·     Kompleksitas kognitif (cognitive complexity),yaitu mengindikasikan tingkat di mana seseorang memiliki toleransi terhadap ambiguitas dan kebutuhan terhadap struktur.

3.  Empat Gaya pengambilan keputusan individu:
Menurut Rowe & Boulgarides (1994), dua dimensi di atas (orientasi nilai & kompleksitas kognitif) apabila dikombi-nasikan menghasilkan 4 gaya pengambilan keputusan, yakni:
 Directive
Individu dengan gaya direktif, toleransinya rendah terhadap ambiguitas, ia mencari rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan dibuat dengan informasi yang minimal, dengan menilai beberapa alternatif. Membuat keputusan yang cepat dan fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada hal-hal yang bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur, seringkali agresif, serta cenderung mendominasi orang lain.
 Analytical
Individu dengan gaya analitis, toleransinya lebih besar terhadap ambiguitas. Fokus terhadap keputusan yang bersifat teknis. Berkeinginan mencari informasi lebih lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif. Dicirikan sebagai pengambil keputusan yang terbaik dalam hal kehati-hatiannya dan kemampuannya dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam mengambil keputusan.
 Conceptual
Individu dengan gaya konseptual, cenderung luas pan-dangannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan kreativitas pemecahan masalah. Disamping itu, tingkat kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada manusia tinggi. Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan. Cenderung idealis, menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami hubungan yang kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment organisasi yang tinggi. Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada pelaksana.
 Behavioral
Individu dengan gaya behavioral, memiliki tingkat kompeksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang mendalam terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Peduli dengan prestasi rekan-rekan dan bawahan, menerima saran dari orang lain, serta mengandalkan pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki keinginan untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk mencari penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.

4.  Persepsi dan Nilai Pengambilan Keputusan
 Persepsi                        
Persepsi merupakan unsur penting, sebagai “gerbang awal” masuknya informasi dari lingkungan. Berangkat dari stimulus, individu pengambil keputusan akan mengguna-kan frame of reference-nya dalam bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, di mana hal ini merupakan fungsi dari pengalaman dan kompleksitas kognitif.
Persepsi yang “bias,” tentu akan mempengaruhi interpre-tasi dan reaksi individu terhadap situasi.
Pada akhirnya akan membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya dalam mengambil keputusan.
 Nilai Pengambilan Keputusan
Unsur penting yang tidak kalah pentingnya dalam memahami pengambilan keputusan adalah nilai (values). Nilai sebagai faktor kunci dalam menentukan gaya pengambilan keputusan. Nilai dapat dimaknai sebagai pedoman normatif pada diri seseorang yang mempengaruhinya dalam memilih sejumlah alternatif untuk bertindak. Nilai dapat dilihat sebagai penyediaan kerangka perseptual yang stabil dalam mempengaruhi perilaku seseorang, karena dibangun dan berkembang melalui pengalaman.
Singkatnya, nilai dapat dilihat sebagai refleksi dari keyakinan yang mengarahkan tindakan, pertimbangan, dan pengambilan keputusan sebagai akhir dari proses yang terjadi dalam individu.
Bila persepsi berperan dalam mengartikan informasi sesuai realitas subjektif, maka nilailah yang menggerak-kan (melalui motif) perilaku (gaya) tertentu dalam men-capai tujuan.
5.  Faktor Individual dalam Pengambilan Keputusan
Sebelumnya telah dikemukakan proses dasar pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang dalam pengambilan keputusan. Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian dan kecenderungan dalam pengambilan resiko. 


BAB III
PENUTUP

Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
Keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu   yang   dipilih.   Biasanya,   pemecahan   satu   masalah   akan   membutuhkan   beberapa keputusan.

Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah
Menurut   Herbert   A.   Simon,   pemecah   masalah   akan   terlibat   dalam   empat   hal:
a.  Aktivitas Intelijen
b. Aktivitas perancangan.
c. Aktivitas pemilihan.
d. Akitivitas peninjauan.
Pembuatan   keputusan   menggambarkan   serangkaian  kegiatan   yang  dipilih   sebagai   suatu penyelesaian suau masalah. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembuatan keputusan antara lain dengan riset operasi.

RELATED POST VIDEOS:



1 comment:

  1. pemecahan masalah memang penting untuk mencapai tujuan
    kunjungi juga blog relevan lain di Sibakua SEO UKM Medan Kosngosan Makalah Pendidikan

    ReplyDelete

http://idsly.com/9YTOFhH