SIMAK VIDEO INI TERLEBIH DULU:
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
manajemen, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “PEMECAHAN MASALAH dan PENGAMBILAN KEPUTUSA
”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Serang, 17 Maret 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya
adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan
kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di
dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi
dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Secara rasional kesimpulan tersirat
dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun
berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat
kata keputusan di dalam modelnya.
Kajian tentang keputusan juga banyak
berbasis metode. Basis kajian tersebut, dipandang lebih menarik daripada domain
pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan kajian metode, keputusan
terpecah menjadi empat, yaitu, metode keputusan rasional, metode keputusan
tawar menawar, metode keputusan agregatif, dan metode keputusan keranjang
sampah. Sehubungan dengan pendekatan metode berbagai aliran pun dapat sesuai
untuk mengkaji keputusan. Aliran-aliran yang dimaksudkan adalah birokratik,
manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan, rasionalitas ekonomi, kepuasan dan
analisis sistem.
Dengan demikian pengetahuan alternatif
model, metode, aliran digunakan untuk penentuan pegangan sendiri. Seperti
berkenaan dengan ini saya sendiri lebih menyukai cukup tiga aktifitas saja
untuk sampai pada keputusan,yaitu: kehadiran tujuan, aktifitas pencarian
informasi atau alternatif, dan aktifitas evaluasi alternatif. Banyak sedikitnya
informasi yang dilakukan mempengaruhi kecepatan dan kerumitan pengambilan
keputusan. Untuk membeli sebuah ballpoint tidak sama kecepatan dan kerumitan
pengambilan keputusannya dengan membeli pesawat terbang pribadi untuk memahami
lebih jauh lagi mengenai pengambilan keputusan itu,bagaiamana model-model
pengambilan keputusan,kriteria pengambilan keputusan maka akan dijelaskan lebih
jauh dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Pemecahan
Masalah
Kepner-Tregoe
melihat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam
proses yang rasional. Adapun langkah dalam pemecahan masalah dapat diartikan
sebagai suatu proses dari mengamati dan pengenalan serta usaha mengurangi
perbedaan antara situasi sekarang dengan yang akan datang (LAN RI 2008,
Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan).
2.
Pengambilan
Keputusan
Keputusan
(decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih alternatif/kemungkinan.
Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting
diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata
karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan
tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau
kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu
bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang
diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri
atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai
tindakan bijaksana.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan
sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi
setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan
keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus
dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya
tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979).
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari
beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu
masalah).
Oleh
karena itu ’Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan’ dapat diartikan
sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan
mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan.
Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memberikan gambaran secara teoritis dan realistis, bagaimana cara membuat suatu
keputusan. Ragam dalam pengambilan
Pengambilan keputusan
sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin
(manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan
keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
1.
G. R. Terry
Pengambilan keputusan
dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada”.
2.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak
adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika
tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat.
3.
Theo Haiman
Inti dari semua
perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam
hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih
oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk
mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
4.
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan
adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative
untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
5.
Chester I. Barnard
Keputusan adalah
perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses
keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku
organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk
masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.
MACAM-MACAM KEPUTUSAN MANAJEMEN
Macam-Macam
Pengambilan Keputusan :
1.
Keputusan Auto Generated
Keputusan
ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mempertimbangkan data,
informasi, fakta, dan lapangan keputusan nya.
2.
Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan
scientific management atau manajemen ilmiah, sehingga keputusan itu logis,
ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resiko nya relatif kecil, proses
pengambilan keputusan lebih lambat.
Basis Pengambilan Keputusan
1.
Keyakinan
Manajer (decision maker) dalam
pengambilan keputusan (decision making) nya didasarkan atas
keyakinan bahwa "keputusan" (decision) inilah yang
terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan
eksternal serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut.
2.
Intuisi
Manjer dalam pengambilan keputusan didasarkan
atas suara hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan
perasaan-perasaan (good feeling) nya, sasaran-sasaran,
pengaruh, preferensi-preferensi, dan pisikologis individu pengambil keputusan
memegang peranan penting.
3.
Fakta-Fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil
analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan
imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk
mengimplementasikan situasi dan dan kondisi masa depan.
4.
Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusan nya
didasarkan kepada pengalaman nya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman
sangat berharga memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas
pertanyaan "apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi.
5.
Kekuasaan
Decision maker dalam pengambilan
keputusan (decision making) harus berpedoman atas
kekuasaan (authority) yang dimiliki nya, supaya
keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. hal
ini disebabkan authority merupakan dasar hukum untuk bertindak
dan berbuat sesuatu.
KEPUTUSAN DAN
JENJANG MANAJEMEN
A. Keputusan
Manajemen
Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa
alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision
making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian
memecahkannya.
Keputusan
Berdasarkan Tipe Persoalan :
1. Keputusan Internal Jangka Pendek
Berkaitan dengan
kegiatan rutin atau operasional.
Contohnya :
pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi yang dilakukan oleh manajer
operasional.
2. Keputusan Internal Jangka Panjang
Keputusan yang
berkaitan dengan permasalahan organisasi.
Contohnya :
perombakan struktur organisasi, perubahan departemen yang dilakukan oleh
manajer puncak dan manajer menengah.
3. Keputusan Eksternal Jangka Pendek
Keputusan yang
berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang
waktu yang relative pendek.
Contohnya :
mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus yang dilakukan oleh manajer
menengah.
4. Keputusan Eksternal Jangka Panjang
Keputusan yang
berkaitan dengan semua persoalan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang
relative panjang.
Contohnya : merger
dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis yang dilakukan oleh manajer
puncak.
B. Jenjang
Manajemen
Pengertian manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai yang telah ditetapkan.
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin.
Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan scorang pimpinan
karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output
melalui proses manajemen, yang digambarkan oleh suatu bagan sebagai
berikut:
Setiap sistem
terdiri atas input, processing, output
· Input adalah apa saja yang harus diolah
atau dijawab.
· Processing adalah pengolahan yang
berlangsung menurut prosedur yang memiliki rangkaian secara teratur.
· Output adalah hasil dari olahan dan
merupakan jawaban atas input.
Secara umum
tingkatan manajemen dalam organisasi memiliki hierarki manajemen.
1. Manajer Puncak (Top Manager)
Disebut juga manajer senior, eksekutif kunci. Manajer puncak bertugas untuk
memutuskan hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, menyusun
rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang
merger, produk baru dan pengeluaran saham yang berkaitan dengan masalah
perencanaan dan keputusan yang bersifat strategis(strategic planning).
Jenjang ini
meliputi: Dewan Direktur(Board of Directors)
Jenjang BOD
bertugas:
a. bertanggung
jawab terhadap kebijakan perusahaan secara menyeluruh
b. bertanggung
jawab kepada pemegang saham, hak dan kewajiban BOD dituangkan dalam company’s
articles of association atau written partnership agreement.
c. Legal
responbility meliputi beitikad baik dan jujur, bertindak hati-hati, teliti dan
didasarkan keahlian yang dimiliki.
d. Mengawasi
pembuatan dan distribusi laporan keuangan perusahaan.
e. Memastikan
perusahaan mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
f. Untuk
keputusan yang tidak terprogram, biasanya lebih banyak diambil oleh manajer
pada tingkat tinggi (top manajer).
·
Direktur Utama(CEO) manajer yang diduduki di dewan direksi atau
Chief Executif Officer ( CE ) dengan tugas menyusun rencana
perusahaan maupun pengelolaan harta kekayaan perusahaan.
Jenjang Direktur
Utama bertugas:
a. Sebagai
eksekutor kebijakan BOD dan pihak yang memiliki managerial dan memiliki wewenang
paling tinggi dalam operasional perusahaan.
b. Menentukkan
strategi dan kebijakan yang diambil, penggunaan sumber daya perusahaan,berhubungan
dengan karyawan, pemegang saham dan investor potensial.
2. Manajer Madya (Middle Manajer)
Disebut juga sebagai manajer menengah, manajer administrasi yang
meliputi pimpinan pabrik atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun
rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.
Antara lain menangani permasalahan kontrol atau pengawasan yang sifat
pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi: keputusan
administrasi/taktis, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.
3. Manajer Operasional (Manajer Lini)
Merupakan jenjang manajemen terendah, yang tugas utamanya
menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh manajer madya, mengawasi
pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan
sehari-hari, sebagai supervisor garis pertama yang bertanggung jawab melakukan
supervisi kepada para karyawan yang melakukan pekerjaan hariannya yaitu
berkaitan dengan kegiatan operasional (operasi harian) yang disebut keputusan
operasional.
Manajer
bertanggung jawab atas manajemen fungsi-fungsi bisnis berikut:
1. Inovasi
2. Produksi
3. Pemasaran
4. Sumber Daya
Manusia
5. Keuangan dan
Akuntansi
6. Kepatuhan
terhadap hukum
Peranan Manajer
ada tiga, yaitu :
1. Antar
pribadi ( hubungan interpersonal )
2. Pemberian
informasi kepada pihak yang berkepentingan mengenai policy perusahaan
(Informational Role).
3. Cara
manajer mengimplementasikan suatu keputusan perusahaan di dalam kegiatan
perusahaan ( Decision Role)
TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebagai dalam proses
pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai
berikut :
1.
Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan.
2.
Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin.
3.
Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu
dari totalitas yang ada.
Menurut Simon (1960)
ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan olehnya proses pengambilan
keputusan ada 4 tahapan yakni :
1.
Intelligence : pengumpulan informasi
untuk mengindetifikasikan permasalahan.
2.
Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk
alternatif pemecahan masalah.
3.
Choice : tahap memilih dari solusi dari
alternatif – alternatif yang disediakan.
4.
Implementation : tahap melaksanakan
keputusan dan melaporkan hasilnya.
Sedangkan menurut James L.
Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri atas
enam tahapan. Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang
identik, maka manajer tidak dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi
setiap
Tahap 1. Intelligence
Indetifikasi Dan Definisi
Masalah
Tahap ini meliputi kegiatan
pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang mendalam.
Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan
pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya.
Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan
organisasi adalah sebagai berikut :
1.
Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila
terjadi sebua perubahan secara tiba – tiba pada beberapa pola
kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya
perputaran karyawan, tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat
penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya produk yang rusak.
2.
Kritikan orang lain
Berbagai tindakan orang diluar
organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah. Pelanggan mungkin tidak puas
dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakan hukum, dan
serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.
3.
Lingkungan
Lingkungan dapat memberi
informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh, jika pesaing sukses
dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka
timbul suatu masalah.
1.
Masalah Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Masalah–masalah terstruktur
(structured problems) merupakan masalah pada umumnya, terus terang
dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya. Sebagai
contoh, masalah–masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan
kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian, dan
sebagainya.
Masalah tidak terstruktur (unstructured
problems) merupakan masalah yang membingungkan dan memiliki informasi
yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak terduga. Contohnya, perusahaan
dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena hilangnya
pelanggan.
Tahap 2. Design
a.
Mengembangkan Alternatif Pemecahan
Pengembangan alternatif merupakan
proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relavan dari
organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi
alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah
hukum, etika, peraturan yang ada.
b.
Evaluasi Alternatif Pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen
lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi. Dalam hal ini tidak
mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan tidak
pasti berada diantara dari ekstern tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara
alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
1.
Kondisi kepastian.
2.
Kondisi berisiko.
3.
Kondisi ketidakpastian.
Tahap 4. Choice
a.
Memilih Alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan
terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif –
alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif
adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih
alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut seharus
tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5. Implementation
a.
Implementasi Keputusan
Implementasi mencakup pencapaian
keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan mendapatkan komitmen
mereka pada keputusan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan manajer
tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi
meliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan
pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.
b.
Evaluasi dan Pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan
evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan keputusan
yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika ternyata
tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.
TIPE-TIPE MASALAH DAN PEMECAHAN
Pengambilan keputusan merupakan bagian
terpenting dari manajer , yang dihubungkan dengan pelaksanaan
perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang
akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab dalam
pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan
yang di program atau tidak, bisa juga di bedakan antara keputusan yang dibuat
antara kondisi kepastian , resiko dan ketidak pastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang
dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan
berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai
baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan
yang dibuat karena terjadinya masalah masalah khusus atau tidak
biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya organisasi,penjualan
yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan lain sebagainya.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional
dan modern dalam pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.
Teknik pembuatan
keputusan tradisional dan modern
Tipe-tipe keputusan
|
Teknik-teknik pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Diprogram:
Keputusan-keputusan rutin dan
berulang-ulang.organisasi mengembangkan proses-prose khusus bagi penangannya.
|
1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin:prosedur-prosedur
pengoperasian standar
3. Struktur organisasi pengharapan umum system
tujuan saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik
|
1. Teknik-teknik riset operasi:analisa
matematik model-model simulasi computer
2. Pengolahan data elektronik
|
Tidak diprogram:
Keputusan-keputusan sekali pakai,kebijaksanaaan
disusun tidak sehat.ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
|
1. kebijaksanaan instuisi dan kreatifitas
2. coba-coba
3. seleksi dan latihan para pelaksana
|
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada:
a. Latihan membuat keputusan
b. Penyusunan program-program computer
“heutistic”
|
GAYA DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang
mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar
aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif
dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan
ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat
disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik
dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus
matematis.
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi
rasional atas hal-hal tidak normal.
Model pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang
manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini,
yaitu model klasik, model administrative atau model politik.
Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan
didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti
apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi
model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk
mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi
kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif
diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan
nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model
dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya
membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak
terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model administrative mengenali
keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas
manajer dalam mengambil keputusan. Model Administratif dalam pengambilan
keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
·
Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau
batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan
berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama
yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model
administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting
berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini
berfokus pada factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi pengambilan
keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan
keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di
antara para manajer.
2. Prosedur
rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan
keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer
akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik
Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam
pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika situasi-situasinya tidak
jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan
yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik dimulai
dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer
tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk
menentukan tujuan dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak
terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative
ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses
pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1.
Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam
memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja
syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam
bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika
pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluangmuncul
ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan
organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja
diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2.
Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis
adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis
fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting.
Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikan
sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang
mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah
ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini
?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas
ini ?
3.
Pengembangan Alternatif
Untuk
keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan
bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun
keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru
yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang
dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat
mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam
mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif
merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.
4.
Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif
yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai
keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan
menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan
dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk
mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan
penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
5.
Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap
penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan
tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin
bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini
akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu
tindakan
6.
Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap
evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil
keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan
keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan
keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan
balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa
membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu
pada perbedaan di antara orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka
mengevaluasi masalah, mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan.
Sebuah penelitian telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya
tersebut yaitu :
1.
Gaya Direktif
Digunakan
oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas.
Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan
memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil
keputusan.
2.
Gaya Analisis
Senang
mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang
dapat mereka kumpulkan.
3.
Gaya Konseptual
Orang-orang
yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar
informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai
gaya analisis.
4.
Gaya Perilaku
Gaya yang
digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai
individu.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU DAN
KELOMPOK
Pengambilan Keputusan
Intisari
dari proses “pengambilan keputusan” sebenarnya adalah proses membuat
pilihan diantara beberapa pilihan dan harapan akan terciptanya suatu hasil yang
baik. Sweeney & McFarlin (2002) mendefinisikan pengambilan keputusan
sebagai proses dalam mengevaluasi satu atau lebih pilihan dengan tujuan untuk meraih
hasil terbaik yang diharapkan. Sementara itu, Kinicki & Kreitner (2003)
mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses mengidentifikasi dan
memilih solusi yang mengarah pada hasil yang diinginkan.
Ditinjau
dari karakteristiknya, pengambilan keputusan terdiri dari 2 karakteristik,
yakni:
·
Pengambilan keputusan individual
·
Pengambilan keputusan kelompok
1. Pengambilan Keputusan Individual
1. Pengertian keputusan individu
Pengambilan
keputusan merupakan hasil proses dari beberapa pertimbangan alternatif untuk
menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya
bukanlah hal yang sederhana.
Seorang
filosof Prancis, Jean-Paul Sartre mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang
berkesadaran “dikutuk untuk bebas”. Kutukan kekebasan ini menempatkan manusia
sebagai makhluk yang dapat menentukan jalannya sendiri. Apapun jalan yang
diambil, maka manusia itu sendiri yang harus bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang terjadi dikemudian hari.
Di zaman
modern ini manusia dihadapkan pada banyak pilihan, memilih universitas,
jurusan, pekerjaan, pacar, dll.. yang menuntut kemampuan manusia untuk dapat
mengambil keputusan secara tepat.
2. Gaya Pengambilan Keputusan pada
Individu
Ada dua
dimensi dalam gaya pengambilan keputusan, yakni:
· Orientasi nilai (values orientation),yaitu Tipe
pengambil keputusan yang berorientasi nilai, fokus pada tugas (masalah teknis)
dan fokus pada orang (sosial).
· Kompleksitas kognitif (cognitive complexity),yaitu
mengindikasikan tingkat di mana seseorang memiliki toleransi terhadap
ambiguitas dan kebutuhan terhadap struktur.
3. Empat Gaya pengambilan keputusan
individu:
Menurut Rowe
& Boulgarides (1994), dua dimensi di atas (orientasi nilai &
kompleksitas kognitif) apabila dikombi-nasikan menghasilkan 4 gaya pengambilan
keputusan, yakni:
v Directive
Individu
dengan gaya direktif, toleransinya rendah terhadap ambiguitas, ia mencari
rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan dibuat dengan informasi yang
minimal, dengan menilai beberapa alternatif. Membuat keputusan yang cepat dan
fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada
hal-hal yang bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur,
seringkali agresif, serta cenderung mendominasi orang lain.
v Analytical
Individu
dengan gaya analitis, toleransinya lebih besar terhadap ambiguitas. Fokus
terhadap keputusan yang bersifat teknis. Berkeinginan mencari informasi lebih
lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif. Dicirikan sebagai
pengambil keputusan yang terbaik dalam hal kehati-hatiannya dan kemampuannya
dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam mengambil keputusan.
v Conceptual
Individu
dengan gaya konseptual, cenderung luas pan-dangannya dalam mempertimbangkan
berbagai alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik
dalam menemukan kreativitas pemecahan masalah. Disamping itu, tingkat
kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada
manusia tinggi. Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan.
Cenderung idealis, menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami
hubungan yang kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment
organisasi yang tinggi. Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan
penghargaan, pengakuan, dan kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada
pelaksana.
v Behavioral
Individu
dengan gaya behavioral, memiliki tingkat kompeksitas kognitif yang rendah,
namun mereka memiliki perhatian yang mendalam terhadap organisasi dan
perkembangan orang lain. Peduli dengan prestasi rekan-rekan dan bawahan,
menerima saran dari orang lain, serta mengandalkan pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki
keinginan untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk
mencari penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.
4. Persepsi dan Nilai Pengambilan
Keputusan
v Persepsi
Persepsi
merupakan unsur penting, sebagai “gerbang awal” masuknya informasi dari
lingkungan. Berangkat dari stimulus, individu pengambil keputusan akan
mengguna-kan frame of reference-nya
dalam bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, di mana hal ini merupakan
fungsi dari pengalaman dan kompleksitas kognitif.
Persepsi
yang “bias,” tentu akan mempengaruhi interpre-tasi dan reaksi individu
terhadap situasi.
Pada
akhirnya akan membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya
dalam mengambil keputusan.
v Nilai
Pengambilan Keputusan
Unsur
penting yang tidak kalah pentingnya dalam memahami pengambilan keputusan adalah
nilai (values). Nilai
sebagai faktor kunci dalam menentukan gaya pengambilan keputusan. Nilai dapat
dimaknai sebagai pedoman normatif pada diri seseorang yang mempengaruhinya
dalam memilih sejumlah alternatif untuk bertindak. Nilai dapat dilihat sebagai
penyediaan kerangka perseptual yang stabil dalam mempengaruhi perilaku
seseorang, karena dibangun dan berkembang melalui pengalaman.
Singkatnya,
nilai dapat dilihat sebagai refleksi dari keyakinan yang mengarahkan tindakan,
pertimbangan, dan pengambilan keputusan sebagai akhir dari proses yang terjadi
dalam individu.
Bila
persepsi berperan dalam mengartikan informasi sesuai realitas subjektif, maka
nilailah yang menggerak-kan (melalui motif) perilaku (gaya) tertentu dalam
men-capai tujuan.
5. Faktor Individual dalam Pengambilan
Keputusan
Sebelumnya telah dikemukakan proses dasar pengambilan
keputusan yang dilakukan seseorang dalam pengambilan keputusan. Dalam
kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak
sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam
organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak
kompleks. Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian dan kecenderungan dalam
pengambilan resiko.
BAB III
PENUTUP
Dari
permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
Keputusan, yaitu tindakan memilih berbagai
alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang
dipilih. Biasanya, pemecahan
satu masalah akan
membutuhkan beberapa keputusan.
Tahapan-tahapan
Pemecahan Masalah
Menurut Herbert
A. Simon, pemecah
masalah akan terlibat
dalam empat hal:
a. Aktivitas Intelijen
b.
Aktivitas perancangan.
c.
Aktivitas pemilihan.
d.
Akitivitas peninjauan.
Pembuatan
keputusan menggambarkan serangkaian
kegiatan yang dipilih
sebagai suatu penyelesaian suau
masalah. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembuatan keputusan antara lain
dengan riset operasi.
RELATED POST VIDEOS:
pemecahan masalah memang penting untuk mencapai tujuan
ReplyDeletekunjungi juga blog relevan lain di Sibakua SEO UKM Medan Kosngosan Makalah Pendidikan