MENULIS
SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Ketika kita lulus dari pendidikan yang kita tempuh tentuk kita akan cari yang namanya pekerjaan untuk jenjang karier yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari atau memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, untuk itu saya akan sajikan untuk teman teman sebuah cara menulis lamaran pekerjaan yang baik agar cepat di terima oleh suatu instansi atau perusahaan,..
• Surat
lamaran pekerjaan adalah surat permohonan yang ditulis seseorang pencari
(pelamar) kerja yang dikirimkan kepada instansi atau perusahaan guna mendapat
pekerjaan.
• Surat
ini berisi surat pribadi pelamar dan dilengkapi lampiran-lampiran yang dianggap
perlu sebagai bahan pertimbangan bagi kantor atau perusahaan yang bersangkutan.
• Surat
lamaran pekerjaan termasuk surat resmi sehingga bahasa yang digunakan adalah
bahasa resmi atau formal.
HAL-HAL
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENULIS
SURAT
LAMARAN PEKERJAAN
• Jika
surat lamaran pekerjaan ditulis berdasarkan iklan, pelamar hendaknya mengikuti
syarat yang diminta oleh perusahaan atau instansi yang memasang iklan tersebut.
• Jika
alamat yang dutujukan adalah kotak pos atau PO Box, penulisan alamatnya:
Yth. Pemasang Iklan pada …
PO Box 3257 JKTM
Jakarta
• Surat
lamaran harus ditulis mengikuti aturan penulisan surat resmi, baik dari segi
isi, bentuk, maupun bahasanya.
STRUKTUR
SURAT LAMARAN PEKERJAAN
•
Tanggal surat
•
Lampiran
•
Perihal
•
Alamat
•
Salam pembuka
•
Isi
•
Salam penutup
•
Nama serta tanda tangan
Jakarta,
26 Februari 2012
Lampiran :
Satu berkas
Perihal :
Lamaran pekerjaan
Yth. Pemasang Iklan pada Harian Kompas
PO Box 2501 JKTM
Jakarta
Dengan hormat,
Berdasarkan
iklan yang dimuat pada harian Kompas, 22 Februari 2012, tentang lowongan kerja
sebagai guru bahasa Inggris, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
nama : Susmana
tempat/tanggal
lahir : Yogyakarta, 12 Maret 1990
alamat : Jalan Kramat V/58
pendidikan : Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas keguruan
dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
dengan
ini mengajukan lamaran untuk mengisi lowongan tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan, saya
melampirkan:
1. 1
lembar fotokopi ijazah terakhir;
2. 1
lembar daftar riwayat hidup;
3. 1
lembar fotokopi KTP;
4. 1
lembar surat keterangan kelakuan baik dari polisi; dan
5. 2
lembar pasfoto berukuran 4x6.
Demikian surat lamaran ini saya sampaikan
dengan harapan Bapak/Ibu berkenan mempertimbangkannya. Atas perhatian
Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat
saya,
Susmana
Disini saya sajikan juga cara menulis daftar pustaka yang baik untuk penyusunan skripsi:
DAFTAR
PUSTAKA ( Bibliografi)
1. Pengertian
Bibliografi
Yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar
pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan
atau sebagian dari karangan yang tengah digarap.
2. Fungsi
Bibliografi
Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk
menunjuk kepada sumber dari pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam
teks.
Sebaliknya, sebuah bibliografi
memberikan deskripsi yang penting
tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.
3. Unsur-unsur Bibliografi
1)
Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap
2)
Judul buku
3)
Data publikasi
4)
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, jilid, nomor dan tahun
4. Bentuk
Bibliografi
Bibliografi disusun menurut urutan
alfabetis dari nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang
harus dibalikkan susunannya.
jarak
antara baris dengan baris adalah spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda.
Bila ada dua karya atau lebih ditulis oleh
pengarang yang sama, maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan
menggantikannya dengan sebuah garis panjang, sepanjang lima atau tujuh ketikan.
Ketentuan-ketentuan:
a. Dengan
seorang pengarang
Hockett,
Charles F. 1963. A Course in Modern Linguistic. New York: The
MacMillan Company.
b. Buku
dengan dua pengarang
Oliver,
Robert T.,and Rupert L. Cortright. 1958. New Training for Effective
Speech. New
York: Henry Holt and Company
c. Buku
dengan banyak pengarang
Morris, Alton C., et al. 1964.
College English, the First Year. New York: Harcourt,
Brace and World, Inc.
d. Artikel atau bacaan dari
harian
Arman, S.A. 1973, “Sekali lagi
Teroris”, Kompas, 19 Januari,
hal.5.
PENALARAN
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta
yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data dan fakta yang dinalar itu
boleh benar dan boleh tidak benar . Data yang dapat dipergunakan dalam
penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang
dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.
PROPOSISI
DAN TERM
Term adalah kata atau
kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat
proposisi
Contoh:
Semua tebu manis.
Semua tebu adalah term.
manis adalah term.
Term
dan proposisi mempunyai hubungan yang erat. Dengan kata lain proposisi adalah
pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk
kalimat. Dengan demikian proposisi pasti berbentuk kalimat, tetapi tidak setiap
kalimat dapat digolongkan ke dalam proposisi. Hanya kalimat berita yang netral
yang dapat disebut proposisi. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan,
dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi. Kalimat-kalimat itu dapat
dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang
netral.
Kalimat
berikut ini bukan proposisi.
- Bangsa burungkah ayam?
- Mudah-mudahan Indonesia menjadi negara makmur.
- Berdirilah kamu di pinggir pantai.
Kalimat-kalimat itu
dapat diubah menjadi proposisi sebagai berikut.
- Ayam adalah burung.
- Indonesia menjadi negara makmur.
- Kamu berdiri di pinggir pantai.
Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa proposisi itu harus terdiri atas subjek dan
predikat yang masing-masing dapat diwujudkan dalam kelompoknya sehingga dapat
dilihat hubungan kelompok subjek dan kelompok predikat.
Bentuk-Bentuk
Proposisi
Berdasarkan
dua jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas (positif dan negatif) dan
berdasarkan kuantitas (umum dan khusus) ditemukan empat macam proposisi, yaitu:
- proposisi umum-positif
- proposisi umum-negatif
- proposisi khusus-positif
- proposisi khusus-negatif
Proposisi umum-posistif adalah proposisi yang predikatnya
membenarkan keseluruhan subjek.
contoh:
- Semua mahasiswa adalah lulusan SMA.
- Semua karya ilmiah mempunyai daftar pustaka.
Proposisi umum-negatif adalah proposisi yang predikatnya
mengingkari seluruh subjek.
contoh:
- Tidak seorang mahasiswa pun lulusan SMP.
- Tidak seekor gajah pun berekor enam.
Proposisi khusus-positif adalah proposisi yang
predikatnya membenarkan sebagian subjek.
contoh:
- Sebagian mahasiswa adalah anak pejabat.
- Sebagian perguruan tinggi dikelola oleh yayasan.
Proposisi khusus-negatif adalah proposisi yang
predikatnya mengingkari sebagian subjek.
contoh:
- Sebagian mahasiswa tidak mempunyai mobil.
- Sebagian perguruan tinggi tidak dikelola oleh yayasan.
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau
simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan
yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik
simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis. Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak
langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis itu dihasilkan
sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan
premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara
tidak langsung sebagai berikut:
a. Silogisme
Kategorial
Yang
dimaksud dengan silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan
simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang
bersifat khusus disebut premis minor.
Contoh:
PU: Semua
manusia bijaksana
PK: Semua
polisi adalah manusia
K : Jadi, semua polisi bijaksana
b. Silogisme
Hipotesis
Silogisme
hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
kondisional hipotesis.
Contoh:
Jika
besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi
dipanaskan.
Jadi,
besi memuai.
Jika
besi tidak dipanaskan, besi tidak akan
memuai.
Besi
tidak dipanaskan.
Besi
tidak akan memuai.
C. Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Contoh:
Dia
adalah seorang kiai atau profesor.
Dia
seorang kiai.
Jadi,
dia bukan seorang profesor.
Dia
adalah seorang kiai atau profesor.
Dia
bukan seorang kiai.
Jadi,
dia seorang prefesor.
D. Entimen
Sebenarnya
silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai
premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
contoh:
Semua
sarjana adalah orang yang cerdas.
Ali
adalah seorang sarjana.
Jadi,
Ali adalah orang cerdas.
Dari
silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu ”Ali adalah orang cerdas karena
dia adalah seorang sarjana”.
Dengan
demikian, silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, sebuah entimen juga
dapat diubah menjadi silogisme.
PENYAJIAN
LISAN/PIDATO
Peranan Pidato
peranan pidato, ceramah, penyajian
penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang.
Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil
memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang-orang lain.
Metode
Penyajian Lisan
Empat macam metode
penyajian lisan:
a. Metode
Impromtu (serta-merta): metode impromtu adalah metode penyajian berdasarkan
kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara serta merta
berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya. Kesanggupan penyajian
lisan menurut cara ini berguna dalam keadaan darurat, tetapi kegunaannya
terbatas pada kesempatan yang tidak terduga itu saja. Pengetahuannya yang ada
dikaitkan dengan situasi dan kepentingan saat itu akan sangat menolong
pembicara.
b. Metode
Menghafal: Metode ini merupakan lawan dari metode yang pertama di atas.
Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan,
tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicaraan
yang bisa berhasil dengan metode ini, tetapi lebih sering menjemukan dan tidak
menarik. Ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat mengeluarkan kata-kata
tanpa menghayati maknanya. Cara ini juga akan menyulitkan pembicara untuk
menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi
menyajikan gagasannya.
c. Metode
Naskah: Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato-pidato resmi. Metode
ini sifatnya masih agak kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup
maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tak bebas menatap
pendengarnya. Bila pembicara bukan seorang ahli, maka ia pun tidak bisa memberi
tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraannnya. Kekurangan metode
ini dapat diperkecil dengan latihan-latihan yang intensif.
d. Metode
Ekstemporan: Metode ini sangat dianjurkan karna merupakan jalan tengah. Uraian
yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat
catatan-catatan yang penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.
Kadang-kadang disiapkan konsep naskah dengan tidak perlu menghafal
kata-katanya. Dengan mempergunakan catatan-catatan tersebut di atas, pembicara
dengan bebas berbicara serta bebas pula memilih kata-katanya sendiri.
Catatan-catatan tadi hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya.
Persiapan
Penyajian Lisan
• Persiapan-persiapan
untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut;
- Meneliti Naskah
1.
Menentukan maksud
2.
Menganalisa pendengar dan situasi
3.
Memilih dan menyempitkan topik
- Menyusun Uraian
4.
Mengumpulkan bahan
5.
Membuat kerangka uraian
6.
Menguraikan secara mendetail
- Mengadakan Latihan
7.
Melatih dengan suara nyaring
Topik
dan Judul
Untuk memilih sebuah
topik yang baik, maka pembicara harus memperhatikan beberapa aspek berikut:
1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui
2. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian
pembicara sendiri.
3. Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik
pula perhatian pendengar.
4. persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui
daya-tangkap pendengar, atau
sebaliknya terlalu mudah untuk daya
intelektual pendengar.
5. persoalan
yang dibawakan dalam penyajian itu, harus dapat diselesaikan dalam
waktu yang disediakan.
Maksud
dan Tujuan
• Maksud
dan tujuan sebuah komposisi lisan tergantung dari keadaan dan apa yang
dikehendaki oleh pembicara.
• Maksud umum
meyakinkan
bertindak/berbuat
memberitahukan
menyenangkan
Itu saja yang dapat saya share atau bagikan untuk teman teman semua, semoga dapat bermanfaat.
Jika terdapat kesalahan dan kekurangan sekiranya pembaca kasih masukan di kolom komentar..
terimakasih
No comments:
Post a Comment