Thursday, 20 October 2016

Akuntansi manajemen terbaik 2017



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Pengertian
“Accounting is business language”. Akuntansi adalah merupakan bahasa bisnis, itulah istilah yang sudah diakui oleh semua pihak. Oleh sebab itu sebagai suatu bahasa maka akuntansi merupakan alat untuk berpikir bagi para Manajer dalam berkomunikasi dengan atasan maupun terhadap rekan kerja dan juga terhadap bawahan.
Akuntansi adalah suatu proses mengolah data keuangan (transaksi keuangan) menjadi informasi keuangan agar pihak-pihak yang berkepentingan bisa memanfaatkan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan bisnisnya.
Secara skematis, proses Akuntansi (Sistem Informasi Akuntansi).




Pada dasarnya ada dua tipe akuntansi, yaitu: “akuntansi keuangan” dan “akuntansi manajemen”. Kedua tipe akuntansi ini masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, karena pemakai (user) dari informasi yang dihasilkanpun berbeda. Informasi dari Akuntansi Keuangan utamanya disajikan kepada “top manajemen” perusahaan, serta pihak-pihak yang berkepentingan di luar perusahaan (pihak eksternal perusahaan). Yang dimaksudkan pihak luar perusahaan antara lain adalah: pemegang saham, kreditor, pemerintah dan pihak terkait lainnya.
Sementara informasi yang dihasilkan Akuntansi Manajemen utamanya diperuntukkan bagi para Manajer internal perusahaan. Yang dimaksudkan manajemen internal adalah semua pihak jajaran Manajemen dalam perusahaan.
Dengan demikian, pengertian Akuntansi Manajemen, adalah bagian dari proses akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan bisnis perusahaan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal dalam rangka mencapai tujuan perusahan.
1.2  Sejarah Akuntansi Manajemen
Akuntansi yang kita kenal sekarang telah berkembang seiring dengan zaman dan peradaban manusia. Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan sekarang, baik di organisasi profit oriented (perusahaan) maupun organisasi non profit oriented (akuntansi public), sebenarnya telah mengalami evolusi.
Tulisan berupa hitungan-hitungan sederhana yang ditemukan di gua-gua prasejarah di beberapa negara, seperti pedalaman Amerika, Eropa, Arab, dan Asia menjadi bukti bahwa manusia zaman batu telah mengenal akuntansi. Tonggak sejarah yang masih tertulis dan dikatakan sebagai awal dan merupakan cikal bakal akuntansi adalah zaman Luca Pacioli. Pacioli memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan, yang disebut “double entry bookkeeping system”.
Pada dasarnya model penghitungan biaya produksi dimulai abad 19 (1880) dan kemudian berlanjut sampai dengan abad 20. Pada awalnya penghitungan biaya produksi menekankan pada penelusuran tingkat laba kepada masing-masing produk. Sejak tahun 1925 mulai diperkenalkan pendekatan perhitungan biaya persediaan. Dengan demikian sejak itu mulai dikembangkan desain system “akuntansi biaya”.
Dalam tahap awal system pencatatan biaya masih menekankan kepada biaya rata-rata, artinya seluruh biaya produksi dibebankan kepada total produk (keluaran) yang dihasilkan. Para Manajer perusahaan harus menerina informasi tersebut, karena memang belum merasa perlu mengetahui biaya produk untuk setiap (masing-masing) jenis produk.
Dalam era global, dimana tingkat persaingan bisnis semakin ketat, maka kebutuhan manajemen operasional terhadap informasi keuangan semakin kompleks. Keputusan bisnis tidak bisa hanya mengandalkan informasi yang disajikan “akuntansi keuangan” bahkan “informasi akuntansi biaya” sekalipun. Manajer operasional semakin membutuhkan informasi yang detail (rinci) dan relevan terhadap keputusan yang akan diambil.
Tuntutan manajer operasional tersebut mendapat tanggapan dari para professional akuntan pada era tahun 1950 dan 1960 an, dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan system informasi akuntansi keuangan. Usaha pada tahun-tahun tersebut belum menyentuh pokok persoalan, karena belum menghasilkan seperangkat informasi dan prosedur baru yang terpisah dari system pelaporan eksternal (akuntansi keuangan).
Baru memasuki era tahun 1980 an mulai dikembangkan praktik-praktik akuntansi manajemen dengan mengembangkan system akuntansi manajemen yang terpisah dari akuntansi keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi yang turbulent. Kondisi lingkungan bisnis menuntut dilakukan pengembangan praktek-praktek akuntansi yang inovatif dan lebih relevan terhadap kebutuhan.
Lingkungan baru tersebut menuntut agar focus akuntansi manajemen bisa memberikan informasi lebih rinci kepada manajer operasional, agar masing-masing manajer bisa lebih focus dalam mengelola sumberdaya perusahaan dalam rangka: 
a)      Bisa memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan lebih baik.
b)      Mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan lebih efektif.
c)      Meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas produk sehingga bisa meningkatkan daya saing perusahaan.
Bahkan dalam era tahun 2000 an kebutuhan informasi semakin meningkat seiring dengan berkembangnya bisnis melalui jaringan internet (e-business). Sehingga system akuntansi manajemenpun harus bisa menjawab tantangan tersebut. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka ilmu akuntansi manajemen semakin berkembang. Bahkan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia muncul  “konsep akuntansi syariah”.
1.3  Perbedaan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
Sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa tipe akuntansi pada dasarnya ada dua yaitu: “akuntansi keuangan” dan “akuntansi manajemen”. Walaupun konsentrasi fungsi dari akuntansi keuangan menyajikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, dan informasi akuntansi manajemen untuk pihak manajemen perusahaan, tidak berarti bahwa manajemen internal perusahaan tidak membutuhkan informasi dari akuntansi keuangan. Kedua informasi baik dari akuntansi keuangan maupun informasi dari akuntansi manajemen sangat membantu (dibutuhkan) manajemen perusahaan (internal) dalam mengambil keputusan operasi bisnisnya.
Perbedaan antara bidang ilmu “akuntansi keuangan” dengan bidang ilmu “akuntansi manajemen”, paling tidak bisa dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
1)      Pihak-pihak yang membutuhkan laporan; laporan yang dihasilkan akuntansi manajemen betul-betul hanya diperuntukkan bagi manajemen internal perusahaan dari berbagai jenjang dan unit organisasi. Sementara informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan lebih banyak ditujukan kepada pihak eksternal perusahaan (Pemegang Saham, Pemerintah, Kreditor, dan Investor). Sedangkan bagi manajemen internal biasanya hanya kelompok manajemen puncak saja yang peduli terhadap laporan keuangan.
2)       Aturan dalam penyusunan (penyajian) laporan; dalam membuat laporan bidang akuntansi manajemen tidak terikat dengan kaidah-kaidah akuntansi yang ditetapkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Artinya informasi dibuat berdasarkan kebutuhan manajemen sesuai dengan relevansinya terhadap keputusan yang akan diambil. Sementara penyusunan laporan keuangan versi akuntansi keuangan harus mengikuti kaidah-kaidah yang baku seperti yang ditetapkan dalam PSAK (Generally Accepted Accounting Principles).
3)      Pengaruh yang ditimbulkan; keputusan yang akan dilakukan pihak eksternal terhadap perusahaan pasti akan berbeda dengan manajemen internal atas informasi yang digunakannya. Laporan keuangan versi akuntansi keuangan tidak banyak berpengaruh terhadap tindakan manajemen internal dibandingkan dengan laporan akuntansi manajemen yang lebih rinci dan disajikan dalam rangka pengendalian dan perbaikan terhadap kinerjanya. Sementara bagi pihak eksternal yang berkepentingan, laporan keuangan versi akuntansi keuangan akan mempengaruhi tindakan ekonominya terhadap persuahaan sesuai kepentingan mereka.
4)      Orientasi waktu; akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan atas waktu yang sudah lalu, karena orientasinya adalah menyajikan laporan untuk mengukur kinerja perusahaan pada periode yang sudah lewat. Sementara laporan akuntansi manajemen berorientasi kepada masa yang akan dating (artinya untuk memandu manajemen dalam mengambil keputusan demi peningkatan kinerja, atau ada keperluan lain diluar yang sudah disajikan pada laporan keuangan versi akuntansi keuangan.
5)      Jangka waktu laporan; laporan keuangan standar (versi akuntansi keuangan) disusun secara regular (biasanya tahunan), sementara untuk laporan keuangan yang disusun versi akuntansi manajemen jangka waktunya disesuaikan dengan kebutuhan (artinya jangka waktu bebas tidak terikat periode regular).
6)      Isi dari laporan; ditinjau dari laporan (informasi) yang disajikan, akuntansi keuangan menyajikan laporan secara ringkas (tidak terinci). Contoh dalam angka penjualan dalam laporan laba rugi, hanya menyebutkan angka secara total (selama setahun), tidak ada penjualan kepada siapa dengan harga berapa dan sebagainya. Walaupun ada penjelasan didalam laporan tetapi sifatnya betul-betul sangat ringkas. Sementara informasi dari akuntansi manajemen harus lengkap (rinci), sehingga manajemen betul-betul paham tindakan atau keputusan apa yang harus dilakukan atas informasi (laporan) tersebut.
7)      Hubungan dengan disiplin ilmu lain; proses akuntansi keuangan untuk menyajikan laporan keuangan hampir tidak memerlukan ilmu pengetahuan lain selain ilmu akuntansi keuangan. Sedangkan untuk bisa menyajikan laporan manajemen yang bisa dibaca dan dipahami oleh manajer operasional, penyaji (akuntan) harus memiliki pengetahuan disiplin ilmu lain, agar bisa menjembatani antara ilmu (kaidah-kaidah) akuntansi dengan kebutuhan manajemen.
1.4  Peran Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen pada dasarnya adalah ilmu yang menekankan jasa akuntan manajemen, untuk membantu manajemen operasional dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. Mekanisme cara memberi bantuan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:
·         Akuntansi manajemen akan mengumpulkan data dan informasi baik informasi akuntansi keuangan maupun informasi dari unit organisasi lain yang dianggap relevan.
·         Selanjutnya data dan informasi tersebut diolah sehingga bisa memberikan gambaran yang utuh bagi manajemen yang dituju, sehingga bisa dipakai sebagai alat untuk menjalankan fungsi manajemen, antara lain adalah untuk: perencanaan, pengarahan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
·         Selanjutnya informasi tersebut disusun dalam bentuk laporan yang memadai dan informative untuk disampaikan kepada Manajemen yang lebih tinggi dan selebihnya sebagai dokumen perusahaan.
Letak Akuntan Manajemen dalam organisasi perusahaan, biasanya dibawah Direktur yang membidangi masalah keuangan. Sesuai perannya untuk memberikan jasa informasi kepada manajemen operasional, maka fungsi dari Akuntan Manajemen dalam organisasi perusahaan adalah menjalankan fungsi “staff”, bukan dalam “fungsi lini”.
Seperti diketahui, fungsi dari Manajemen Keuangan secara umum ada dua, yaitu: fungsi “treasury” (bendaharawan) dan fungsi “controller” (akuntan) perusahaan. Dalam perusahaan yang besar Akuntan Manajemen, ada dibawah Bidang “controller” (Akuntan Perusahaan).
Fungsi Akuntansi perusahaan biasanya dibagi menjadi dua yaitu: Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Akuntansi Keuangan membidangi masalah-masalah “akuntansi umum” (Piutang, Utang, Kas), masalah faktur dan masalah perpajakan. Sementara Akuntansi Manajemen membidangi masalah perencanaan keuangan dan pengendalian. Fungsi perencanaan dan pengendalian keuangan biasanya direpresentasikan dengan Bidang Anggaran dan Bidang Akuntansi Biaya.
Untuk lebih jelas dan memahami posisi Akuntan Manajemen dalam organisasi perusahaan, berikut diberikan bagan (gambar) organisasi yang membidangi masalah keuangan sebagai berikut:

*) Catatan: Staff khusus biasanya terdiri dari para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sehingga bisa membantu dalam melakukan analisa terhadap semua masalah yang dihadapi manajemen.

1.5  Jenis-Jenis Informasi Akuntansi Untuk Manajemen
Informasi yang dihasilkan Akuntansi Keuangan diolah dari prinsip-prinsip akuntansi yang sudah baku dan diterima secara umum, yaitu menggunakan persamaan dasar akuntansi, yaitu:   “Aktiva” = “Utang” + “Modal”
“Kredit”  = “Debit”
Sedangkan dalam Akuntansi Manajemen, proses penyajian informasi didasarkan pada prinsip dan cara yang berbeda sesuai tujuannya. Didalam Akuntansi Manajemen dikenal istilah “different cost for different purposes”, yaitu suatu konsep yang mendasarkan: “pengetrapan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Ada tiga jenis kontruksi biaya dalam hubungannya dengan Akuntansi Manajemen, yaitu:
(a)    Akuntansi Biaya Penuh (Full Cost Accounting);
(b)   Akuntansi Biaya Diferensial
(c)    Akuntansi Pertanggung Jawaban
Penjelasan atas ketiga konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Akuntansi Biaya Penuh; adalah suatu, konsep yang menyajikan informasi biaya langsung secara penuh ditambah dengan bagian biaya tak langsung yang relevan untuk dibebankan kepada obyek produk yang dimaksud. Biaya penuh (full cost) adalah pendekatan yang digunakan pada Akuntansi Keuangan untuk menyajikan nilai persediaan dalam neraca, serta nilai harga pokok penjualan terhadap produk yang terjual. Komponen biaya penuh (full cost) adalah: biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + total  BOP + bagian biaya manajemen + bagian dari biaya pemasaran).
2.      Akuntansi Biaya Diferensial; kadang-kadang masing-masing manajer menghadapi beberapa alternative (pilihan) untuk keputusannya. Karena adanya pilihan tersebut, maka diperlukan informasi yang berbeda-beda, sehingga Akuntansi Manajemen harus bisa memberikan informasi yang relevan terhadap beberapa pilihan keputusan tersebut. Informasi yang diberikan dengan berbagai alternative tersebut disebut “informasi diferensial”. Untuk biaya yang berhubungan dengan informasi diferensial disebut “biaya diferensial” atau “differential cost”. Dengan demikian biaya diferensial adalah “selisih” (perbedaan) biaya untuk satu paket kondisi alternative pilihan dengan paket biaya alternative lainnya.
Contoh: PT “X” membutuhkan satu unit spare, yang bisa diperoleh dengan tiga pilihan, yaitu:
·         membeli dengan harga Rp 1.100.000,-- per unit, 
·         merakit di PT Y dengan biaya Rp 1.000.000,-- atau
·         merakit sendiri dengan harga: bahan Rp 600.000,-- dan biaya merakit Rp 200.000,-- per unit.
·         Dari dua alternative merakit tersebut, maka merakit sendiri perusahaan bisa menghemat biaya: Rp 200.000,-- per unit. Selisih biaya sebesar Rp 200.000,-- tersebutlah yang disebut sebagai “biaya diferensial”.
·         Sedangkan  membeli langsung sebesar Rp 1.100.000,-- bukan merupakan keputusan yang bisa diambil (irrelevant) atau tidak relevan untuk diambil.
3.      Akuntansi Pertanggung Jawaban (Responsibility Accounting); untuk tujuan pengendalian biaya manajemen perusahaan akan membagi organisasi perusahaan menjadi unit-unit organisasi (bagian atau departementalisasi). Masing-masing unit organisasi tersebut dijadikan “pusat biaya” atau “cost centre”, yang dipimpin oleh pejabat yang harus bertanggung jawab terhadap realisasi biaya yang terjadi pada unit organisasinya. Setiap periode akan dibuat laporan realisasi biaya masing-masing cost centre yang dibandingkan dengan anggaran (budget). Masing-masing Pejabat penanggung jawab cost centre harus mempertanggungjawabkan setiap selisih (variance) antara realisasi biaya dengan anggarannya.
LAPORAN BIAYA DEPARATEMEN "BENGKEL"
BULAN: DESEMBER 2010
(dalam ribuan Rp)
JENIS  BIAYA
AKTUAL
ANGGARAN
SELISIH
Upah Tenaga Kerja
500,000
450,000
(50,000)
Penggunaan suku cadang
400,000
450,000
50,000
Pemakaian bahan pembantu
200,000
225,000
25,000
Biaya lain-lain
100,000
100,000
-

1,200,000
1,225,000
25,000
Dari table tersebut berarti secara total departemen Bengkel memiliki selisih anggaran menguntungkan (favourable) sebesar: Rp 25.000.000,--. Tetapi laporan tersebut belum menggambarkan kinerja sebenarnya, sehingga diperlukan analisa lebih jauh lagi tentang keluaran (produk) yang dihasilkan departemen bengkel pada bulan yang bersangkutan. Dari penjelasan tersebut diharapkan agar Akuntansi Manajemen bisa mendesign system informasi pertanggung jawaban yang “fair”, sehingga kinerja masing-masing unit organisasi bisa dinilai setiap bulannya.
Pada dasarnya system informasi akuntansi manajemen harus bisa memberikan peran yang berarti bagi Manajemen Perusahaan pada umumnya. Informasi yang diberikan harus memiliki fungsi sebagai
·         Alat untuk “perencanaan dan pengambilan keputusan”
·         Alat untuk pengarahan dan pelaksanaan kerja
·         Alat untuk pengawasan (pengendalian)
·         Alat untuk pengambilan keputusan.
1.6  Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen
Dalam era digital dan era global, dimana perkembangan dunia bisnis semakin pesat maka manajemen perusahaan senantiasa menuntut informasi yang lebih cepat, lebih akurat dan relevan dengan keputusan yang akan diambil.
Untuk bisa memahami perkembangan dan tuntutan informasi yang lebih berkualitas, maka akuntan manajemen perlu memahami konsep-konsep sebagai berikut:
·         Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Management)
·         Orientasi pada Pelanggan.
·         Penetapan Posisi Strategis (Strategic Posistoning)
·         Kerangka Kerja Rantai Nilai
·         Perspektif Lintas Fungsional
·         Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management)
·         Perilaku Etis Dalam Bisnis.
 “Manajemen Berdasarkan Aktivitas” (Activity Based Management). Yaitu suatu pendekatan yang terintegrasi atas seluruh system manajemen dengan lebih focus melihat berbagai aktivitas manajemen yang mengarah kepada “peningkatan nilai bagi pelanggan” dan “peningkatan laba perusahaan”, yang pada gilirannya bisa menaikkan “nilai perusahaan”. Manajemen by aktivitas menitik beratkan kepada system pembebanan biaya berdasarkan aktivitas dan analisis nilai proses. Penghitungan biaya berdasarkan aktivitas lebih dikenal dengan istilah “activity- based costing” (ABC).
Activity Based Costing, adalah suatu system pembebanan biaya dengan tujuan untuk meningkatkan akurasi alokasi biaya. Dimana setiap biaya diusahakan agar bisa ditelusuri sesuai aktivitas yang dibutuhkan, bila perlu sampai ke pelanggan. Pertama-tama biaya akan dibebankan kepada “pusat biaya” yang melakukan aktivitas sehingga terjadinya biaya tersebut. Kemudian biaya tersebut akan dibebankan kesetiap produk yang dihasilkan unit aktivitas sesuai manfaat yang telah diberikan kepada produk yang bersangkutan. Dengan demikian manajemen akan mengetahui produk mana yang sebenarnya costnya paling murah dan yang bisa memberikan marjin maksimal bagi perusahaan.
Sedangkan analisis nilai proses adalah melakukan analisa terhadap setiap aktivitas untuk mencoba memahami mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan, apa manfaatnya dan juga seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan. Dengan melakukan analisa setiap aktivitas maka effisiensi akan bisa dicapai, karena setiap aktivitas harus memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan.
Manajemen modern harus berorientasi kepada peningkatan nilai pelanggan. Nilai pelanggan (customer value), pada dasarnya adalah tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk yang diterima dari pengorbanan (nilai beli) yang sudah diserahkan. Pengorbanan pelanggan adalah seluruh harga yang telah dibayar oleh pelanggan, waktu dan usaha yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan kebutuhannya, termasuk biaya pasca pembelian yang harus ditanggungnya.
Meningkatnya nilai pelanggan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Keunggulan bersaing harus dikelola secara berkesinambungan, karena persaingan semakin ketat. Mengelola perusahaan pada dasarnya adalah memimpin pasukan untuk maju ke medan perang. Untuk menunjang aktivitas manajemen dalam strategic planning, akuntansi manajemen harus bisa mendesain proses manajemen biaya strategis (strategic cost management).
Strategi umum perusahaan dalam menempatkan posisi stratejik, biasanya menggunakan strategi:”kepemimpinan biaya” atau “produk superior”. Strategi kepemimpinan biaya atau “cost leadership”, adalah strategi peningkatan efisiensi dalam proses, sehingga bisa menekan harga jual. Tujuan dari strategi ini adalah memberikan harga lebih murah dibandingkan dengan harga pesaing atas manfaat (produk) yang sama. Atau penetapan harga yang sama dengan pesaing, tetapi dengan manfaat yang lebih tinggi dibandingkan produk pesaing.
Sementara strategi “produk superior”, adalah strategi meningkatkan kualitas atau daya guna produk yang dihasilkan melalui deferensiasi. Deferensiasi produk adalah membedakan produk kita dengan produk pesaing. Tujuannya adalah memberikan manfaat lebih atas produk kita kepada pelanggan.
Sedangkan “kerangka kerja rantai nilai”, adalah bahwa manajemen harus focus terhadap rantai nilai internal (internal value chain), yaitu rangkaian aktivitas mulai dari mendesain, mengembangkan, memproduksi dan mendistribusikan sampai produk diterima pelanggan. Akuntansi Manajemen harus memahami rantai tersebut, karakternya serta biaya yang sudah diserap masing-masing aktivitas tersebut.
Segala uraian yang sudah dijelaskan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada system “manajemen kualitas total” atau yang lebih terkenal dengan Total Quality Mangement (TQM). Dalam konsep TQM ada 3 nasehat pokok yaitu:
1.      Voice of employee;  karyawan harus diberdayakan karena pada dasarnya merekalah yang mengetahui permasalahan di tempat kerjanya. Apabila karyawan didengar suaranya dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan niscaya mereka akan menyumbangkan effisiensi dalam jangka panjang (berkesinambungan).
2.      Voice of customer; pelanggan adalah pihak yang menghidupi perusahaan, suara pelanggan harus direspons dengan segera. Perusahaan harus peduli kepada pelanggan, dan harus betul-betul memahami apa kebutuhan pelanggan dan berusaha dipenuhi. Nilai pelanggan harus senantiasa ditingkatkan, sehingga revenue perusahaan akan terus meningkat secara berkesinambungan.
3.      Voice of process; system manajemen harus senantiasa dievaluasi secara berkelanjutan. Dengan demikian inovasi harus selalu dilakukan sehingga setiap proses akan mengalami peningkatan untuk terus membaik sehingga bisa meningkatkan mutu produk secara berkesinambungan.
1.7  Latihan
1.      Sebutkan dua tipe akuntansi dan jelaskan perbedaan antara kedua tipe tersebut.
2.      Mengapa informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan harus mengikuti kaidah (prinsip-prinsip akuntansi) yang berlaku?.
3.       Sebutkan dan jelaskan tiga jenis kontruksi biaya dalam hubungannya dengan Akuntansi Manajemen.
4.      Akuntan Manajemen harus bisa memberikan informasi yang relevan terhadap kebutuhan informasi bagi rencana pengambilan keputusan. Jelaskan pernyataan tersebut.
5.      Strategi umum perusahaan dalam menempatkan posisi stratejik perusahaan, biasanya menggunakan strategi:”kepemimpinan biaya” (cost leader) dan “produk superior”. Jelaskan pengertian Saudara atas strategi tersebut.

No comments:

Post a Comment

http://idsly.com/9YTOFhH