Tuesday, 8 November 2016

MATERI TENTANG BIAYA KUALITAS DALAM TQM BAB V



BAB V
BIAYA KUALITAS



1.      Definisi, dan Jenis-Jenis Biaya Kualitas
Biaya kualitas menurut Blocher, Chen dan Lin  yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani dalam buku ”Manajemen Biaya” adalah : ”Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengindentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah, dan dengan ’opportunity cost’ dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas”.
Sedangkan pengertian biaya kualitas menurut Bambang Hariadi dalam buku ”Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang” adalah : ”Biaya kualitas adalah biaya atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghindarkan suatu produk atau jasa dari kualitas jelek yang mungkin ada. Definisi mencakup dua aktivitas yaitu aktivitas pengendalian (control activities) dan aktivitas kegagalan (failure activities)”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya barang yang diproduksi mengalami kegagalan (cacat) atau biaya yang dikeluarkan karena adanya barang cacat yang diakibatkan dari kualitas barang yang rendah. Jadi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian,perbaikan, dan pencegahan kerusakan.

            Biaya kualitas tidak hanya terdiri atas biaya untuk mencapai mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena kurangnya kualitas. Untuk memahami dan meminimalkan biaya kualitas, jenis biaya kualitas harus diidentifikasi dan dibedakan ke dalam beberapa kategori. Menurut Ross yang diterjemahkan oleh M. N.Nasution dalam buku ”Manajemen Mutu Terpadu” biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:
a.         Biaya pencegahan (Prevention Costs)
Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam produk atau jasa yang dihasilkan, atau biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang dihasilkan.. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualitas. Ada beberapa macam biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan, yaitu sebagai berikut:
·         Biaya perencanaan kualitas, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan patokan rencana kualitas produk yang dihasilkan, rencana tentang keandalan, rencana pemeriksaan, sistem data, dan rencana khusus dari jaminan kualitas.
·         Biaya tinjauan produk baru, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyiapan usulan tawaran, penilaian rancangan baru dari kualitas, penyiapan program percobaan, dan pengujian untuk menilai penampilan produk baru serta aktivitas-aktivitas kualitas lainnya selama tahap pengembangan dan praproduksi dari rancangan produk baru.
·         Biaya pemeliharaan peralatan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan menginspeksi perlatan produksi, proses dan sistem.
·         Biaya pengendalian proses, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk teknik pengendalian proses, seperti diagram pengendalian yang memantau proses pembuatan dalam usaha mencapai kualitas produksi yang dikehendaki.
·         Biaya pelatihan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan, pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal masalah kualitas. Ini meliputi upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan dan biaya instruksi.

b.         Biaya Deteksi/Penilaian (Detection/ Appraisal Cost)
Biaya penilaian / deteksi adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau spesifikasi persyaratan-persyaratan kualitas. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Yang termasuk dalam jenis deteksi ini antara lain adalah sebagai berikut :
·         Biaya pengujian dan inspeksi (pemeriksaan). Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menguji menginspeksi bahan yang datang, produk dalam proses dan produk selesai.
·         Audit Kualitas. Biaya ini meliputi gaji dan upah semua orang yang terlibat dalam penilaian kualitas produk dan jasa dan pengeluaran lain yang dikeluarkan selama penilaian kualitas.
·         Peralatan pengujian. Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh, mengoperasikan atau mempertahankan fasilitas, software, mesin dan perlatan pengujian atau penilaian kualitas produk, jasa atau proses.

c.          Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar (pelanggan). Pengukuran biaya kegagalan internal dilakukan dengan menghitung kerusakan produk sebelum meninggalkan perusahaan.Biaya kegagalan internal terdiri atas beberapa jenis biaya, yaitu sebagai berikut :
·         Biaya sisa bahan (scrap). Biaya ini adalah kerugian yang terjadi karena adanya sisa bahan baku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat kualitas yang dikehendaki. Bahan baku yang tersisa karena alasan lain (misalnya keusangan, dan perubahan desain produk) tidak termasuk dalam kategori biaya ini.
·         Biaya pengerjaan ulang (rework). Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang disyaratkan.
·         Biaya untuk memperoleh bahan baku. Biaya ini meliputi biaya-biaya tambahan yang timbul karena adanya aktivitas menangani penolakan (rejects) dan pengaduan (complaints) terhadap bahan baku yang telah dibeli.

d.         Biaya Kegagalan Eksternal (External Failute Cost)
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau jasa gagal memenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini merupakan biaya yang paling membahayakan karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan, dan penurunan pangsa pasar.Biaya kegagalan eksternal terdiri atas beberapa macam biaya, diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Biaya penanganan keseluruhan selama masa garansi. Biaya ini meliputi semua biaya yang terjadi karena adanya keluhan-keluhan tertentu, sehingga diperlukan pemeriksaan, reparasi, atau penggantian/penukaran produk.
·         Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi. Biaya ini merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan keluhan-keluhan yang timbul setelah berlalunya masa garansi.
·         Pelayanan produk. Biaya ini adalah keseluruhan biaya pelayanan produk yang diakibatkan oleh usaha untuk memperbaiki ketidaksempurnaan atau untuk pengujian khusus, atau untuk memperbaiki cacat yang bukan disebabkan oleh adanya keluhan pelanggan.
·         Biaya penarikan kembali produk. Biaya ini timbul karena adanya penarikan kembali suatu produk atau komponen produk tertentu.
            Biaya kualitas ini juga dapat kelompokkan menjadi dua bagian yaitu pertama biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat digolongkan sebagai biaya pengendalian yaitu biaya yang timbul karena ada aktivitas pencegahan kerusakan dari proses produksi, sedangkan biaya kegagalan internal dan eksternal merupakan biya kegagalan yang timbul selama proses produksi atau setelah produk tersebut dikirimkan pada konsumen.  
2.      Konsep dan Perilaku Biaya Kualitas
Sebagai alat strategi bisnis, konsep biaya kualitas adalah salah satu konsep yang mendukung perbaikan peningkatan kualitas bagi perusahaan. Konsep biaya kualitas memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat mengidentifikasi aktivitas maupun biaya yang semestinya dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Identifikasi atas biaya kualitas yang termasuk dalam biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan eksternal membuat perusahaan untuk merencanakan aktivitas produksi yang berkualitas sehingga terhindar dari kegagalan produk, dimanan untuk aktivitas yang mengeluarkan biaya pencegahan termasuk ke dalam aktivitas yang bernilai tambah, sedangkan biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan eksternal termasuk dalam biaya yang menghasilkan aktivitas tidak bernilai tamabah. Namun perbaikan kualitas ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Kualitas dapat diukur berdasarkan biayanya. Perusahaan menginginkan agar biaya kualitas turun, namun dapat mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidak-tidaknya sampai dengan titik tertentu. Bila standar kerusakan nol dapat dicapai, maka perusahaan masih harus menanggung biaya pencegahan dan penilaian/ deteksi. Menurut para pakar kualitas, suatu perusahaan dengan program pengelolaan kualitas yang berjalan dengan baik, biaya kualitasnya tidak lebih besar dari 2,5% dari penjualan.

Pandangan terhadap Biaya Kualitas dan Jumlah Kesalahan
Dewasa ini, ada tiga kategori pandangan yang berkembang diantara para praktisi mengenai biaya kualitas, yaitu sebagai berikut:
1.           Kualitas yang makin tinggi berarti biaya yang semakin tinggi pula. Unsur kualitas, seperti kinerja dan karakteristik tambahan menimbulkan biaya yang lebih besar dalam hal tenaga kerja, bahan baku, desain, dan sumber daya ekonomis lainnya. Manfaat tambahan dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan.
2.           Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang dihasilkan. Pandangan ini dikemukakan pertama oleh Deming dan dianut oleh para pemanufakturan Jepang. Penghematan dihasilkan dari berkurangnya tingkat pengerjaan ulang, produk cacat, dan biaya langsung lainnya yang berkaitan dengan kerusakan. Pandangan inilah yang menjadi landasan bagi perbaikan berkesinambungan pada perusahaan-perusahaan Jepang.
3.           Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang terjadi bila barang atau jasa yang dihasilkan secara benar sejak saat pertama (exactly right the first time) produksi. Pandangan ini dianut oleh pendukung filosofi TQM. Biaya tidak hanya menyangkut biaya langsung, tetapi juga akibat kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar, dan banyak biaya yang tersembunyi lainnya serta peluang yang hilang dan tidak terindentifikasi oleh sistem akuntansi biaya modern.
Menurut Juran, struktur biaya kualitas sangat dipengaruhi oleh interaksi antara keempat jenis biaya kualitas, yaitu pencegahan, biaya penilaian, biaya kerusakan internal, dan biaya kerusakan eksternal. Biaya pengendalian, yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian meningkat seiring dengan peningkatan kualitas, sedangkan biaya kegagalan (internal dan eksternal) menurun seiring dengan peningkatan kualitas.  Dalam hal ini disarankan agar manajemen dapat menemukan level atau tingkat kualitas (jumlah kerusakan) yang tepat sehingga akan meminimumkan biaya kualitas total.
Berdasarkan pendekatan tradisional, beranggapan bahwa kesalahan tidak dapat dihindari sehingga sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki semua kerusakan dan juga mengatakan bahwa biaya terendah dicapai pada tingkat nonzero defect. Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa biaya untuk mengatasi kesalahan meningkat dengan semakin banyaknya kesalahan yang terdeteksi dan berkurang apabila ada sedikit yang dibiarkan.
Sedangkan menurut TQM berpendapat bahwa biaya terendah dicapai pada tingkat zero defect (tingkat kerusakan nol). Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa meskipun kesalahan yang ada itu berjumlah besar, tetapi hal ini tidak memerlukan lebih banyak biaya untuk memperbaiki kesalahan yang terakhir tersebut dibandingkan dengan mengoreksi kesalahan yang pertama. Oleh karena itu, biaya total akan menurun sampai kesalahan terakhir diatasi. Dalam hal ini TQM berpendapat bahwa quality is free.

Menciptakan keunggulan Bersaing dengan Penerapan Biaya Kualitas
Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi generik yang dikemukakan oleh Porter (1985). Hal-hal yang dapat mengindikasikan variabel keunggulan bersaing adalah imitabilitas, durabilitas, dan kemudahan menyamai. Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan perusahaan pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya. Menciptakan keunggulan bersaing dapat ditempuh salah satunya dengan penerapan biaya kualitas yang efektif dan efisien dikarenakan:
  • Biaya kualitas memusatkan perhatian pada berapa besar biaya dari kualitas yang rendah, walaupun ukuran-ukuran biaya kualitas kadang-kadang tidak memasukkan biaya yang penting tapi sulit diukur seperti pengaruh kualitas yang rendah terhadap hubungan baik dengan konsumen.
  • Ukuran biaya kualitas finansial adalah cara yang bermanfaat untuk membandingkan antara proyek-proyek peningkatan kualitas yang berbeda dan untuk menetapkan prioritas pengurangan biaya yang maksimum.
  • Ukuran biaya kualitas finansial berfungsi sebagai denominator untuk mengevaluasi trade-off antara baiaya pencegahan dengan biaya kegagalan. Biaya kualitas memberikan ukuran yang ringkas dan tunggal mengenai kinerja kualitas.
Pandangan yang kompetitif tentang kualitas menekankan perolehan produktivitas dicapai melalui perbaikan kualitas. Penerapan biaya kualitas yang diajalankan dengan efektif dan efisien tentunya akan memperoleh kesesuaian dengan standar yang mampu memberikan kepuasan konsumen dan diukur berbasis proses perbaikan berkesinambungan. Kualitas ditentukan pada desain produk dan dicapai dengan pengendalian proses yang efektif dimana produk cacat dihindari dalam keberlangsungannya. Sehingga kualitas merupakan bagian dari setiap fungsi tahap daur hidup produk yang menuntut manajemen bertanggungjawab serta hubungan terbina dengan pemasok bersifat jangka panjang pada orientasi kualitas. Singkatnya proses menjadi perhatian dalam pandangan yang kompetitif tentang kualitas.























No comments:

Post a Comment

http://idsly.com/9YTOFhH