BAB
V
BIAYA
KUALITAS
1.
Definisi,
dan Jenis-Jenis
Biaya Kualitas
Biaya kualitas menurut Blocher, Chen dan Lin yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani dalam buku ”Manajemen
Biaya” adalah : ”Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
pencegahan, pengindentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas
rendah, dan dengan ’opportunity cost’
dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas”.
Sedangkan pengertian biaya kualitas menurut Bambang Hariadi dalam buku ”Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang”
adalah : ”Biaya kualitas adalah biaya atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk menghindarkan suatu produk atau jasa dari kualitas jelek yang mungkin
ada. Definisi mencakup dua aktivitas yaitu aktivitas pengendalian (control activities) dan aktivitas
kegagalan (failure activities)”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mencegah terjadinya barang yang diproduksi mengalami kegagalan (cacat) atau
biaya yang dikeluarkan karena adanya barang cacat yang diakibatkan dari
kualitas barang yang rendah. Jadi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan
penciptaan, pengidentifikasian,perbaikan, dan pencegahan kerusakan.
Biaya
kualitas tidak hanya terdiri atas biaya untuk mencapai mutu, tetapi juga biaya
yang terjadi karena kurangnya kualitas. Untuk memahami dan meminimalkan biaya
kualitas, jenis biaya kualitas harus diidentifikasi dan dibedakan ke dalam
beberapa kategori. Menurut Ross yang
diterjemahkan oleh M. N.Nasution
dalam buku ”Manajemen Mutu Terpadu”
biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu:
a.
Biaya
pencegahan (Prevention Costs)
Biaya ini muncul
untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam produk atau jasa yang
dihasilkan, atau biaya yang
terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang dihasilkan..
Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan
perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualitas. Ada beberapa macam
biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan, yaitu sebagai berikut:
·
Biaya perencanaan kualitas, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan patokan rencana kualitas produk yang
dihasilkan, rencana tentang keandalan, rencana pemeriksaan, sistem data, dan
rencana khusus dari jaminan kualitas.
·
Biaya tinjauan produk baru, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyiapan
usulan tawaran, penilaian rancangan baru dari kualitas, penyiapan program
percobaan, dan pengujian untuk menilai penampilan produk baru serta
aktivitas-aktivitas kualitas lainnya selama tahap pengembangan dan praproduksi
dari rancangan produk baru.
·
Biaya pemeliharaan peralatan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memasang,
menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan menginspeksi perlatan produksi,
proses dan sistem.
·
Biaya pengendalian proses, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk teknik
pengendalian proses, seperti diagram pengendalian yang memantau proses
pembuatan dalam usaha mencapai kualitas produksi yang dikehendaki.
·
Biaya pelatihan, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan,
pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan formal masalah
kualitas. Ini meliputi upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan dan biaya
instruksi.
b.
Biaya
Deteksi/Penilaian (Detection/ Appraisal
Cost)
Biaya penilaian
/ deteksi adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau spesifikasi persyaratan-persyaratan kualitas.
Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah menghindari dikirimnya barang-barang yang
tidak sesuai dengan kualitas kepada para pelanggan. Yang termasuk dalam jenis deteksi ini antara lain adalah
sebagai berikut :
·
Biaya pengujian dan inspeksi (pemeriksaan). Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menguji
menginspeksi bahan yang datang, produk dalam proses dan produk selesai.
·
Audit Kualitas. Biaya ini meliputi gaji dan upah semua orang yang terlibat dalam
penilaian kualitas produk dan jasa dan pengeluaran lain yang dikeluarkan selama
penilaian kualitas.
·
Peralatan pengujian. Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh, mengoperasikan atau mempertahankan fasilitas, software, mesin dan
perlatan pengujian atau penilaian kualitas produk, jasa atau proses.
c.
Biaya
Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal
adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dengan persyaratan dan
terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar
(pelanggan). Pengukuran biaya
kegagalan internal dilakukan dengan menghitung kerusakan produk sebelum
meninggalkan perusahaan.Biaya kegagalan internal terdiri atas beberapa jenis
biaya, yaitu sebagai berikut :
·
Biaya sisa bahan (scrap). Biaya ini adalah kerugian yang terjadi karena adanya
sisa bahan baku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat kualitas yang
dikehendaki. Bahan baku yang tersisa karena alasan lain (misalnya keusangan,
dan perubahan desain produk) tidak termasuk dalam kategori biaya ini.
·
Biaya pengerjaan ulang (rework). Biaya ini
meliputi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses pengerjaan ulang agar
dapat memenuhi standar kualitas yang disyaratkan.
·
Biaya untuk memperoleh bahan baku. Biaya ini meliputi biaya-biaya tambahan yang timbul
karena adanya aktivitas menangani penolakan (rejects) dan pengaduan (complaints)
terhadap bahan baku yang telah dibeli.
d.
Biaya Kegagalan Eksternal (External Failute Cost)
Biaya
kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau jasa gagal
memenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan
kepada pelanggan. Dari semua biaya, kategori ini
merupakan biaya yang paling membahayakan
karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan, dan
penurunan pangsa pasar.Biaya kegagalan eksternal terdiri atas beberapa macam biaya,
diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Biaya penanganan keseluruhan selama masa garansi. Biaya ini meliputi semua biaya yang terjadi karena
adanya keluhan-keluhan tertentu, sehingga diperlukan pemeriksaan, reparasi,
atau penggantian/penukaran produk.
·
Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi. Biaya ini merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan
keluhan-keluhan yang timbul setelah berlalunya masa garansi.
·
Pelayanan produk. Biaya ini adalah keseluruhan biaya pelayanan produk yang
diakibatkan oleh usaha untuk memperbaiki ketidaksempurnaan atau untuk pengujian
khusus, atau untuk memperbaiki cacat yang bukan disebabkan oleh adanya keluhan
pelanggan.
·
Biaya penarikan kembali produk. Biaya ini timbul karena adanya penarikan kembali suatu
produk atau komponen produk tertentu.
Biaya
kualitas ini juga dapat kelompokkan menjadi dua bagian yaitu pertama biaya
pencegahan dan biaya penilaian dapat digolongkan sebagai biaya pengendalian
yaitu biaya yang timbul karena ada aktivitas pencegahan kerusakan dari proses
produksi, sedangkan biaya kegagalan internal dan eksternal merupakan biya
kegagalan yang timbul selama proses produksi atau setelah produk tersebut
dikirimkan pada konsumen.
2.
Konsep
dan Perilaku Biaya Kualitas
Sebagai alat strategi bisnis, konsep
biaya kualitas adalah salah satu konsep yang mendukung perbaikan peningkatan
kualitas bagi perusahaan. Konsep biaya kualitas memberikan kesempatan bagi
perusahaan untuk dapat mengidentifikasi aktivitas maupun biaya yang semestinya
dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Identifikasi atas biaya
kualitas yang termasuk dalam biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
internal dan eksternal membuat perusahaan untuk merencanakan aktivitas produksi
yang berkualitas sehingga terhindar dari kegagalan produk, dimanan untuk
aktivitas yang mengeluarkan biaya pencegahan termasuk ke dalam aktivitas yang
bernilai tambah, sedangkan biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan
eksternal termasuk dalam biaya yang menghasilkan aktivitas tidak bernilai
tamabah. Namun perbaikan kualitas ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan.
Kualitas dapat diukur berdasarkan
biayanya. Perusahaan menginginkan agar biaya kualitas turun, namun dapat
mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidak-tidaknya sampai dengan titik
tertentu. Bila standar kerusakan nol dapat dicapai, maka perusahaan masih harus
menanggung biaya pencegahan dan penilaian/ deteksi. Menurut para pakar
kualitas, suatu perusahaan dengan program pengelolaan kualitas yang berjalan
dengan baik, biaya kualitasnya tidak lebih besar dari 2,5% dari penjualan.
Pandangan terhadap Biaya Kualitas
dan Jumlah Kesalahan
Dewasa ini, ada tiga kategori pandangan yang berkembang
diantara para praktisi mengenai biaya kualitas, yaitu sebagai berikut:
1.
Kualitas
yang makin tinggi berarti biaya yang semakin tinggi pula. Unsur kualitas,
seperti kinerja dan karakteristik tambahan menimbulkan biaya yang lebih besar
dalam hal tenaga kerja, bahan baku, desain, dan sumber daya ekonomis lainnya.
Manfaat tambahan dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan.
2.
Biaya
peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang dihasilkan.
Pandangan ini dikemukakan pertama oleh Deming dan dianut oleh para
pemanufakturan Jepang. Penghematan dihasilkan dari berkurangnya tingkat
pengerjaan ulang, produk cacat, dan biaya langsung lainnya yang berkaitan
dengan kerusakan. Pandangan inilah yang menjadi landasan bagi perbaikan
berkesinambungan pada perusahaan-perusahaan Jepang.
3.
Biaya
kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang terjadi bila barang
atau jasa yang dihasilkan secara benar sejak saat pertama (exactly right the first time) produksi. Pandangan ini dianut oleh
pendukung filosofi TQM. Biaya tidak hanya menyangkut biaya langsung, tetapi
juga akibat kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar, dan banyak biaya
yang tersembunyi lainnya serta peluang yang hilang dan tidak terindentifikasi
oleh sistem akuntansi biaya modern.
Menurut Juran,
struktur biaya kualitas sangat dipengaruhi oleh interaksi antara keempat jenis
biaya kualitas, yaitu pencegahan, biaya penilaian, biaya kerusakan internal,
dan biaya kerusakan eksternal. Biaya pengendalian, yaitu biaya pencegahan dan
biaya penilaian meningkat seiring dengan peningkatan kualitas, sedangkan biaya
kegagalan (internal dan eksternal) menurun seiring dengan peningkatan
kualitas. Dalam hal ini disarankan agar
manajemen dapat menemukan level atau tingkat kualitas (jumlah kerusakan) yang
tepat sehingga akan meminimumkan biaya kualitas total.
Berdasarkan pendekatan tradisional, beranggapan bahwa
kesalahan tidak dapat dihindari sehingga sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan
untuk memperbaiki semua kerusakan dan juga mengatakan bahwa biaya terendah
dicapai pada tingkat nonzero defect. Pendukung
pandangan ini berpendapat bahwa biaya untuk mengatasi kesalahan meningkat
dengan semakin banyaknya kesalahan yang terdeteksi dan berkurang apabila ada
sedikit yang dibiarkan.
Sedangkan menurut TQM berpendapat bahwa biaya terendah dicapai pada tingkat
zero defect (tingkat kerusakan nol).
Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa meskipun kesalahan yang ada itu
berjumlah besar, tetapi hal ini tidak memerlukan lebih banyak biaya untuk
memperbaiki kesalahan yang terakhir tersebut dibandingkan dengan mengoreksi
kesalahan yang pertama. Oleh karena itu, biaya total akan menurun sampai
kesalahan terakhir diatasi. Dalam hal ini TQM
berpendapat bahwa quality is free.
Menciptakan keunggulan Bersaing dengan Penerapan Biaya
Kualitas
Konsep keunggulan bersaing
perusahaan banyak dikembangkan dari strategi generik yang dikemukakan oleh
Porter (1985). Hal-hal yang dapat mengindikasikan variabel keunggulan bersaing
adalah imitabilitas, durabilitas, dan kemudahan menyamai. Keunggulan bersaing
adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan perusahaan
pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan
bagi para pembelinya. Menciptakan keunggulan bersaing dapat ditempuh salah
satunya dengan penerapan biaya kualitas yang efektif dan efisien dikarenakan:
- Biaya kualitas memusatkan perhatian pada berapa besar biaya dari kualitas yang rendah, walaupun ukuran-ukuran biaya kualitas kadang-kadang tidak memasukkan biaya yang penting tapi sulit diukur seperti pengaruh kualitas yang rendah terhadap hubungan baik dengan konsumen.
- Ukuran biaya kualitas finansial adalah cara yang bermanfaat untuk membandingkan antara proyek-proyek peningkatan kualitas yang berbeda dan untuk menetapkan prioritas pengurangan biaya yang maksimum.
- Ukuran biaya kualitas finansial berfungsi sebagai denominator untuk mengevaluasi trade-off antara baiaya pencegahan dengan biaya kegagalan. Biaya kualitas memberikan ukuran yang ringkas dan tunggal mengenai kinerja kualitas.
Pandangan yang kompetitif tentang
kualitas menekankan perolehan produktivitas dicapai melalui perbaikan kualitas.
Penerapan biaya kualitas yang diajalankan dengan efektif dan efisien tentunya
akan memperoleh kesesuaian dengan standar yang mampu memberikan kepuasan
konsumen dan diukur berbasis proses perbaikan berkesinambungan. Kualitas
ditentukan pada desain produk dan dicapai dengan pengendalian proses yang
efektif dimana produk cacat dihindari dalam keberlangsungannya. Sehingga
kualitas merupakan bagian dari setiap fungsi tahap daur hidup produk yang
menuntut manajemen bertanggungjawab serta hubungan terbina dengan pemasok
bersifat jangka panjang pada orientasi kualitas. Singkatnya proses menjadi
perhatian dalam pandangan yang kompetitif tentang kualitas.
No comments:
Post a Comment