BAB I
KUALITAS
DAN MANAJEMEN KUALITAS
Definisi kualitas,
Manajemen kualitas dan TQM
Kata kualitas memiliki banyak
definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional sampai yang lebih
strategic.Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance),
keandalan (reliability), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika
(esthetics), dan sebagainya. Bagaimanapun cara manajer dari perusahaan yang
sedang berkompetisi dalam pasar global harus memberikan perhatian serius pada
definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas adalah segala
sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of
customers).
Dalam Quality
vocabulary, kualitas didefinisikan
sebagi totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan.Kualitas
seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau
kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance to the
requirements).
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu
2.
Kualitas mencakup produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan.
3.
Kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
4.
Kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Manajemen kualitas adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.
Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan
mengadakan pelatihan management kualitas.
Total Quality Manajemen diartikan sebagai
perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistic yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta
kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993). Definisi lainnya menyatakan
bahwa TQM merupakan system manajemen yang menyangkut kualitas sebagai strategi
usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi (Santosa, 1992).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan Totalquality management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.
Pentingnya Kualitas dan Manfaat menerapkan keunggulan kualitas bagi organisasi
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada
tiga alasan kualitas itu penting, yaitu:
·
Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru
perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
·
Kehandalan Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi
yang merancang, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang
penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer
Product Safety Act.
·
Keterlibatan global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk
perusahaan yang akan bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi
akan kualitas, desain, dan harganya secara global.
Penerapan keunggulan kualitassangat
bermanfaat baik
bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
·
Manfaat Total Quality Management bagi pelanggan adalah:
1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki
masalah dengan produk atau pelayanan.
2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih
baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3. Kepuasan pelanggan terjamin.
·
Manfaat TQM bagi institusi adalah:
1. Terdapat perubahan kualitas produk
dan pelayanan
2. Staf lebih termotivasi
3. Produktifitas meningkat
4. Biaya turun
5. Produk cacat berkurang
6. Permasalahan dapat diselesaikan
dengan cepat.
·
Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
1. Pemberdayaan
2. Lebih terlatih dan berkemampuan
3. Lebih dihargai dan diakui
Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat
dirasakan oleh institusi di masa yang akan datang adalah:
1. Membuat institusi sebagai pemimpin
(leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
2. Membantu terciptanya tim work
3. Membuat institusi lebih sensitif
terhadap kebutuhan pelanggan
4. Membuat institusi siap dan lebih
mudah beradaptasi terhadap perubahan
5. Hubungan antara staf departemen yang
berbeda lebih mudah
Dimensi dan Perspektif Kualitas
Pendekatan yang
dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek
akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas
proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa
yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas.
Davis dalam Yamit mengidentifikasikan
lima pendekatan
perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis,
yaitu :
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam
pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan
dan dioperasionalkan maupun diukur.
2. Product-based Approach
Kulitas dalam
pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan
kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara
objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera
dan preferensi individual.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran
bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling
memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan
produk yang berkualitas paling tinggi.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam
pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang
produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus
pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh
karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar – standar yang ditetapkan
perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam
pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas
didefinisikan sebagai “affordable ascellence”. Oleh karena itu kualitas
dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas
paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai
adalah produk yang paling tepat beli.
Berdasarkan perspektif kualitas, Garvin
dalam Yamit mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan
dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi
perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang kedelapan dimensi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Performance ( kinerja ) :Yaitu
karakteristik pokok dari produk inti.
2. .Features : Yaitu karakteristik pelengkap atau
tambahan
3. Reliability ( kehandalan ) : Yaitu kemungkinan tingkat kegagalan
pemakaian
4. Conformance ( kesesuaian ) : Yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standar – standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durabilty (daya tahan) : Yaitu mengukur berapa lama suatu
umur teknis maupun umur ekonomis suatu produk.
6. Serviceability ( pelayanan ) : Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang
meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan, dalam pemeliharaan dan
penanganan keluahan yang memuaskan.
7. Aesthetics( estetika ) : Yaitu
menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk
8. Percived Quality : Yaitu menyangkut Citra atau reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap produk.
Sejarah Kualitas dan TQM
Pada mulanya sistem untuk
memonitor dan memanager kualitas hanya berupa pengukuran (inspection), yang akhirnya banyak mengalami perkembangan sehingga
dikenal dengan adanya sistem pengendalian kualitas (Quality Control) serta jaminan kualitas (Quality Assurance).Sejak tahun 1970, sistem-sistem tersebut diatas
yaitu Inspection, Quality Control dan Quality Assurance dikembangkan dan disempurnakan menjadi Total Quality Management (TQM). Dimana
TQM ini mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu kesatuan untuk
menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu
organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan sebagai
pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang
sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan
suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan,
kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam
organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan
kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality
Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.Dengan
demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara
terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM
sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu
CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia
lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di
tahun. Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan
produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti
perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali
harus menerapkan Total QualityManagement.
Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah,
yaitu sebagai berikut:
a.
Kaizen: difokuskan pada
improvisasi proses berkelanjutan (continuousImprovement) sehingga proses
yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat
dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur).
b.
Atarimae Hinshitsu: berfokus
pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek tersebut.
c.
Kansei: meneliti cara
penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
d.
Miryokuteki Hinshitsu:
manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan.
Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti,
yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan
mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan.
Konsep, prinsip, dan metode
TQM
Konsep Total Quality
Management
Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota
organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada
dasarnya, konsep Total Quality Management
mengandung tiga unsur yaitu :
1.
Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh
pelanggan atas penggunaan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan
pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan
bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik produk,
cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2.
Sistem organisasional
Sistem organisasional
berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga
kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja,
aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.
3.
Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas
diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama
perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan
pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk
secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
Prinsip-prinsip
TQM:
Menurut
Hensler dan Brunell (1993), ada empat prinsip utama dalam TQM yakni :
a. Kepuasan
pelanggan, konsep mengenai kualitas dan
pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh
pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,
termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Kualitas yang
dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
b. Respek
terhadap setiap orang, setiap karyawan dipandangsebgai individu yang
memiliki talenta dan kereativitas tersendiri danunik. Dengan demikian karyawan
merupakan sumber dayaorganisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang
dalamorganisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untukterlibat
dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen
berdasarkan fakta, setiap keputusan
harusberdasarkan data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Konseppokoknya
adalah 1). Prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsepbahwa perbaikan
tidak dapat dilakukan pada semua aspek padasaat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yangada.oleh karena itu dengan menggunakan data maka
manajemendan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya padasituasi
tertentu yang vital. 2). Variasi (variation) variabilitas kinerjamanusia. Data
statistik dapat memberikan gambaran mengenaivariabilitas yang merupakan bagian
yang wajar dari setiap sistemorganisasi. Dengan demikian manajemen dapat
memprediksi hasildari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
d. Perbaikan
berkesinambungan, setiap perusahaan
perlu melakukanproses secara sistematis dalam melaksanakan
perbaikanberkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah
sikluPDCA(plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkahperencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasilpelaksanaan rencana, dan tindakan
korektif terhadap hasil yangdiperoleh.
Metode
TQM
Dua macam pendekatan Model TQM adalah sebagai berikut:
a. Traditional Management Approach (Model Pendekatan Tradisional)Model ini adalah model
yang palingsering digunakan, yaitu pimpinanperusahaan membuat suatu
pendekatanTQM dengan memaksakan penerapanTQM yang akan diberlakukan ke HRDdan
OM. Hal ini berarti bahwapimpinan tidak berdampingan denganHRD dan OM dalam
merancang TQMitu sendiri. Akibatnya adalahpendekatan ini dapat
mengalamikegagalan sebanyak 80%. Hal ituterjadi karena yang terkesan dari
TQMdengan pendekatan ini adalah Rat Race atau perburuan hadiah yang
akanmenimbulkan cara-cara tidak sehat atauRun end atau kinerja yang
mendadakberhenti ketika seorang karyawanmerasa tidak mampu ataupun sudahpuas.
b. Integrated Management Approach (Model Pendekatan Terpadu)TQM adalah perpaduan
danpenyeimbangan antara budaya kerjayang telah ada di OM dan HRD denganbudaya
yang akan diciptakan olehTQM sehingga tercipta suatu garistengah yang
menjembatani semuakebutuhan dan kebudayaan HRD danOM dengan alur dari TQM
dengantujuan yang dibawa oleh TQM. Dengandemikian, di antara ketiganya
akantercipta suatu integritas, kesepahaman,tanpa adanya rasa saling dirugikan
danmereka akan berkinerja lebih baik tanpaperlu merasakan aura kompetisi
yangtidak sehat seperti Rat Race dan Runs end. Tingkat
keberhasilan sangat tinggimengingat akan disesuaikan antaratingkat keberhasilan
yang diinginkanperusahaan dengan kemampuan dankemauan para pelaksana.
Delapan metode TQM yang diuraikan adalah sebagai berikut:
- Curah Pendapat (Sumbang Saran) – Brainstorming
Curah pendapat adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan
sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah
suatu proyek.
- Diagram Alur (Bagan Arus Proses)
Bagan arus proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang
digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk
tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah
perbaikan dalam proses.
- Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk
menganalisis masalah-masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
- Ranking Preferensi
Alat ini merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk
memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.
- Analisis Tulang Ikan
Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat)
merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial dari suatu masalah dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi
dalam suatu proses.
- Penilaian Kritis
Penilaian kritis adalah alat bantu analisis yang dapat digunakan untuk
memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu
kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah
ada alternatif yang lebih baik.
- Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisis data
dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain.
Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita
secara terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi
kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.
- Diagram Analisa Medan Daya (Bidang Kekuatan)
Diagram medan daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan,
antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu
sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari
suatu masalah atau peluang.
No comments:
Post a Comment