Penilaian dan Prestasi Kerja Karyawan
Nov
24
Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan
organisasi untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja yang dilakukan
karyawan. R.W. Griffin (2004) memberikan definisinya, yaitu penilaian kinerja
adalah evaluasi atas prestasi kerja pekerjaan karyawan dalam rangka menentukan
sejauh mana karyawan melakukan pekerjaan secara efektif.
Pada intinya tujuan penilaian kinerja ini
adalah sebagai umpan balik (feed back) memperbaiki prestasi kerja karyawan dan
membantu mengambil keputusan dalam melaksanakan penyesuaian kompensasi
karyawan.
Proses penilaian prestasi kerja ini terjadi
baik secara informal maupun secara sistematis:
1. Penilaian informal dilakukan dari hari ke
hari, yaitu:
Seorang manajer secara spontan mengatakan
bahwa suatu perkerjaan yang dilakukan oleh karyawannya apakah itu baik atau
buruk. Penilaian informal dengan cepat mendorong prestasi yang diinginkan dan
menghindarkan prestasi yang tidak diingunkan sebelum mendarah daging didalam
perusahaan tersebut. Para pekerja harus memandang penilaian informal tidak
hanya semata-mata sebagai suatu kejadian biasa tetapi sebagai suatu kegian
penting.
2. Penilaian sistematis terjadi setiap
setengah tahun atau setahun secara formal.
Penilaian seperti itu mempunyai 4 maksud
utama:
Memungkinkan bawahan mengetahui secara formal prestasi mereka dinilai.
Mengetahui bawahan yang berhak atas kenaikan nilai.
Menemukan bawahan yang memerlukan latihan tambahan.
Memegang peran penting untuk mengindentifikasi
bawahan yang merupakan calon untuk promosi.
Perlunya Menilai Prestasi
Sebenarnya ada beberapa alasan untuk menilai
prestasi. Pertama, penilaian prestasi menyediakan informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan tentang promosi dan gaji.
Kedua, penilaian prestasi menyediakan
kesempatan bagi manajer dan bawahan untuk bersama-sama meninjau perilaku
bawahan yang berkaitan dengan perkerjaan. Semua orang pada umumnya membutuhkan
dan menginginkan balikan tentang prestasi mereka (terutama sekali apabila hal
itu menyenangkan) dan penilaian menyediakan balikan tersebut. Akhirnya,
penilaian prestasi juga memungkinkan manajer bersama-sama dengan bawahan
menyusun suatu rencana untuk memperbaiki setiap defisiensi yang dapat
diketahui.
Langkah-langkah Dalam Menilai Prestasi
Penilaian prestasi terdiri dari tiga langkah:
Mendefinisikan perkerjaan, menilai prestasi, menyediakan balikan. Pendefinisian
perkerjaan berarti memastikan bahwa manajer dan bawahan bersama-sama sepakat
atas hal-hal yang diharapkan tercapai oleh bawahan dan standar yang akan
digunakan untuk menilai prestasinya. Penilaian prestasi berarti membandingkan
antara prestasi aktual bawahan dengan standar yang ditetapkan dalam langkah
pertama. Selanjutnya, penilaian prestasi biasanya mengharuskan adanya
pertemuan-pertemuan dimana dalam kesempatan itu juga dirancang rencana
pengembangan yang mungkin diperlukan.
Masalah-masalah yang perlu dihidarkan dalam
penilaian prestasi
Dalam setiap langkah penilaian prestasi dapat
timbul masalah-masalah. Sebagian upaya penilaian gagal karena bawahan tidak
diberitahu sebelumnya tentang hal yang sesungguhnya manajer harapkan dari
mereka dalam kaitannya dengan prestasi yang baik. Upaya penilaian lain gagal
karena masalah-masalah yang timbul dari penggunaan format atau prosedur untuk
menilai prestasi secara aktual; misalnya, supervisor yang toleran boleh jadi
memberikan harkat “tinggi” bagi seluruh bawahan, meskipun banyak yang
sebenarnya berprestasi tidak memuaskan. Masalah-masalah lain juga dapat timbul
dalam sesi wawancara, yang antara lain meliputi perdebatan dan komunikasi yang
buruk. Berikut ini kita akan membicarakan masalah-masalah tersebut dan cara
menghidarkannya.
Cara Mendefisinikan Perkerjaan
Dengan memperjelas prestasi yang diharapkan
Biasanya uraian perkerjaan tidaklah cukup menjelaskan hal-hal yang manajer
inginkan untuk dikerjakan oleh bawahan, karena uraian perkerjaan pada umumnya
tidak disusun bagi pekerjaan tertentu yang spesifik tetapi bagi kelompok-kelompok
pekerjaan seluruhnya.
Cara Menilai Prestasi
Teknik Skala Pengharkatan grafik
Yaitu, teknik penilaian prestasi yang paling
sederhana dan paling populer pengharkatan grafik.
Metode Pemeringkatan Berselang-seling
Yaitu, teknik penilaian pegawai yang populer
dan sederhana lainnya adalah dengan memeringkat prestasi para pegawai dari yang
terbaik sampai yang terburuk atas beberapa faktor.
Metode Perbandingan Berpasangan
Yaitu, metode ini membantu dalam lebih
mengefektifkan metode pemeringkatan. Dalam metode ini setiap bawahan
diperbandingkan satu sama lain secara berpasangan dalam tiap faktor (kuantitas
perkerjaan, kualitas perkerjaan dan sebagainya).
Metode Distribusi Paksa
Metode ini serupa dangan cara, “memberikan
nilai kepada kurva”. Dengan metode ini. Presentase pegawai yang akan diharkat
yang telah ditetapkan sebelumnya ditempatkan dalam berbagai katagori prestasi.
Skala Pengharkatan Perilaku
Skala pengharkatan yang dikaitkan dengan
prilaku bertujuan untuk mengkombinasikan manfaat yang diperoleh dari insiden
kritis naratif dan pengharkatan kuantitatif dengan mengaitkan suatu skala yang
dikuantifikasi dengan contoh-contoh yang spesifik dan naratif dari prestasi
yang abaik atau buruk.
Penyusunan suatu skala pengharkatan perilaku
secara khusus terdiri dari lima langkah:
1. Menghimpun insiden-insiden kritis.
2. Menyusun dimensi prestasi.
3. Merelokasi insiden.
4. Menyusun skala insiden.
5. Menyusun instrumen akhir.
Masalah Isu Dalam Penilaian Prestasi
Menanggulangi Lima Masalah Penilaian Pokok
Dalam Skala Pengharkatan
Ada lima masalah pokok yang dapat merusak
teknik penilaian seperti skala pengharkatan grafik, yaitu: Standar yang tidak
jelas, efek halo, kecondongan memusat, kemurahan hati.
Cara Menghindari Masalah-masalah Penelitian
Pertama-tama, pastikan bahwa manajer
benar-benar memahami masalah yang baru saja dibicarakan. Pemahaman atas masalah
tersebut merupakan langkah besar pertama dalam upaya menghidarkan
masalah-masalah itu.
Kedua, pilih teknik penilaian yang tepat.
Setiap teknik, seperti skala pengharkatan grafik atau metode insiden kritis,
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Cara Memastikan bahwa Bawahan Memandang
Penilaian sebagai hal yang Fair.
a. Traning Pengharkat.
b. Penilaian Prestasi dan Praktek Kepegawaian
yang Fair.
Siapa yang
Seharusnya Melakukan Penilaian?
Soal mengenai siapa yang seharusnya mengharkat
pegawai secara aktual merupakan pertanyaan yang penting. Meskipun pengharkatan
yang dilakukan oleh supervisor masih merupakan pendekatan yang umum diterapkan,
pada dasarnya ada beberapa pilihan yang tersedia.
Penilaian oleh Supervisor Langsung. Pengharkatan yang dilakukan oleh
supervisor merupakan jantung dari seluruh sistem penilaian umumnya. Hal ini
disebabkan karena mudah untuk memperoleh hasil penilaian supervisor dan dapat
diterima oleh akal sehat.
Penggunaan Penilaian teman Sekerja. Penilaian seorang pegawai oleh teman
kerjanya telah terbukti efektif dalam memperkirakan keberhasilan manajemen
dimasa depan.
Penggunaan Panitia Pengharkatan. Banyak perusahaan menggunakan panitia
pengharkatan untuk menilai para pegawai. Panitia ini sering beranggotakan para
supervisor langsung dan tiga atau empat anggota adalah supervisor lain; setiap
anggota panitia seharusnya mampu menilai prestasi pegawai yang baik.
Swa-penilaian. Beberapa perusahaan telah berpengalaman menerapkan
pengharkatan prestasi oleh karyawan sendiri(biasanya bersama-sama dengan
pengharkatan supervisor).
No comments:
Post a Comment