PENGAMBIL KEPUTUSAN STRATEGIS:
MANAJER STRATEGIS DAN
PEMERIKSAAN STRATEGIS
PEMBAHASAN
2.1 Dewan Komisaris Perusahaan
Pada dekade belakangan ini para pemegang saham dan berbagai kelompok
yang berkepentingan (stakeholder)
mempunyai pertanyaan serius mengenai peran dewan komisaris dalam proses
mengelola perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh National Assosiation of
Corporate Directors, misalnya, mengungkapkan
hampir separuh pemegang saham dalam jajak pendapat, percaya
bahwa para direktur akan mengabaikan kepentingan pemegang saham dalam pertimbangan
dalam melakukan merger,sementara beberapa yang lain juga mengkhawatirkan
berkurangnya pengetahuan para anggota diluar dewan, keterlibatan, dan
antusiasme untuk menyediakan petunjuk kepada manajemen puncak.
2.1.1
Tanggung Jawab Dewan
Hukum dan standar yang menetapkan tanggung
jawab dewan komisaris berbeda-beda dari
satu negara dengan negara lainnya. Di Amerika Serikat tidak ada standar dan hukum
federal yang menetapkan kewajiban direktur. Syarat-syarat
khusus untuk direktur sangat beragam tergantung negara tempat aturan perusahaan
dikeluarkan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 200
direktur dari delapan negara (Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia, Swiss, Belanda, Inggris
dan Venezuela) mengungkapkan lima perjanjian utama tanggung
jawab dewan komisaris ,didaftar urut dari yang paling penting :
1. Menentukan strategi perusahaan, seluruh
arah, misi atau visi
2. Suksesi-memilih dan memberhentikan CEO dan
manajen puncak
3. Mengendalikan, memonitor
atau mengawasi manajemen puncak
4. Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
5. Memperhatikan kepentingan pemegang saham
2.1.2
Peran Dewan
dalam Manajemen Strategis
Dalam manajemen strategis,dewan komisaris dapat
melakukan nya dengan menyelesaikan tiga tugas dasar:
·
Memonitor
Dengan melakukan tindakan melalui komite,dewan dapat terus mengikuti
perkembangan diluar dan di dalam perusahaan.Dengan demikian manajemen dapat
memberikan perhatian pada pengembangan perusahaan yang mungkin terlupakan
.Minimal dewan harus dapat menyelesaikan
tugas tersebut.
·
Mengevaluasi
dan mempengaruhi
Dewan dapat memeriksa proposal,keputusan dan tindakan manajemen;setuju
atau tidak setuju dengan mereka ,memberikan nasehat dan saran dan garis besar
berbagai alternatif
·
Memulai dan
Menetapkan
Dewan dapat menggambarkan misi perusahaan dan menetapkan pilihan-pilihan
strategis kepada manajemen .
2.1.3
Keanggotaan
Dewan
Dewan Komisaris dari sebagian perusahaan milik
publik terdiri dari direktur dalam dan luar. Direktur
dalam (biasa disebut direktur manajemen) biasanya karyawan dan para eksekutif
yang dipekerjakan oleh perusahaan .Direktur luar mungkin adalah eksekutif yang
berasal dari perusahaan lain dan bukan karyawan perusahaan. Penelitian terakhir
yang yang dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan besar di AS menunjukan bahwa
persentase keanggotaan dewan yang beasal dari luar terus meningkat. Sebagai
contoh Newyork Stock Excahange mengharuskan semua perusahaan yang tedaftar pada
bursa harus memiliki komite audit yang seluruhnya terdiri dari anggota luar
yang independen.Kelompok tersebut meninjau bahwa direktur luar tidak biasa dan
lebih objektif dalam mengawasi kinerja manajemen daripada direktur dalam. Cara
pandang tersebut sesuai dengan agency
theory (teori agensi) yang menyatakan bahwa masalah-masalah yang muncul
dalam perusahaan karena agen (manajemen puncak) tidak bertanggung jawab
terhadap keputusan-keputusan mereka kecuali jika mereka mempunyai jumlah saham
yang cukup banyak.Teori tersebut menyatakan bahwa anggota dewan mayoritas perlu
berasal dari luar perusahaan sehingga manajemen puncak tidak berperilaku
mementingkan diri sendiri,perilaku yang
merugikan para pemegang saham.
2.1.4
Kodeterminasi
Kodeterminasi atau masuknya pekerja-pekerja
perusahaan di dewan perusahaan di mulai baru-baru ini di Amerika Serikat. Perusahaan
seperti Chrysler,Northwest Airlines dan Wheeling-Pittsburgh Steel menambahkan
para wakil karyawannya dalam dewan sebagai bagian dari persetujuan dalam
serikat buruh. Dalam Penelitian pada 14 perusahaan di Amerika Serikat dengan
pekerja-pekerja yanga ada di dewan menunjukan bahwa “wakil dewan dari pekerja
tidak menjamin bahwa para pekerja akan memperoleh peran yang efektif dalam
proses pengelolaan organisasi”.Kebutuhan untuk bekerja bagi perusahaan secara
keseluruhan dan pada saat yang sama mewakili pekerja dalam dewan ,dapat
menciptakan konflik dan tekanan antara direktur dan pekerja sehingga menurunkan
efektivitas mereka.
Walupun
gerakan untuk menempatkan pekerja-pekerja dalam dewan komisaris perusahan-perusahan
yang ada di Amerika Serikat menunjukan sedikit peningkatan,pengalaman orang
Eropa mengungkapkan meningkatnya penerimaan partisipasi pekerja pada dewan
perusahaan.Republik Jerman adalah pelopor dalam praktek tersebut. Banyak
negara Eropa Barat lainnya menggunakan
perundang-undangan kodeterminasi yang serupa atau menggunakan dewan
pekerja untuk bekerja secara erat dengan manajemen.
2.1.5
Dewan Yang
Saling Berpautan (Interlocking
Directorate)
Dewan yang
sebagian besar terdiri dari direktur luar tidak lebih objektif dibanding yang
sebagian besar terdiri dari direktur dari dalam. CEO
mencalonkan pimpinan eksekutif dari perusahaan lain untuk menjadi anggota dewan
dalam rangka pertukaran informasi penting dan sebagai jaminan stabilitas hubungan pasar. Interlocking Directorate langsung terjadi apabila perusahaan memakai
bersama-sama seorang direktur atau apabila seseorang eksekutif dari perusahaan
pertama duduk sebagai dewan dalam perusahaan kedua. Interlocking Directorate secara tidak langsung terjadi apabila dua
perusahaan mempunyai direktur yang sekaligus melayani dewan untuk perusahaan
ketiga ,seperti Bank.
Penelitian
menunjukan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah perusahaan
yang diwakilkan dalam dewan komisaris. Interlocking
terjadi karena perusahaan besar mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perusahaan lain ;perusahaan lain, sebaliknya, mempunyai pengendalian yang lebih terhadap input
dan pasar perusahaan. Interlocking Directorate
juga merupakan metode yang berguna untuk mendapatkan informasi dari dalam
mengenai lingkungan yang tidak pasti dan mendapatkan tujuan keahlian mengenai
strategi dan taktik potensial. Perusahaan-perusahaan milik keluarga kurang
mempunyai Interlocking Directorate
dibanding perusahaan dengan kepemilikan saham yang sangat besar. Hal
tersebut terjadi mungkin karena perusahaan keluarga tidak suka mengurangi
pengendalian mereka dengan menambah orang luar pada ruang diskusi dewan. Namun
demikian fakta menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan Interlocking secara baik dapat lebih
bertahan hidup dalam persaingan yang ketat dibanding perusahaan yang tanpa Interlocking.
2.1.6
Teori
Kunci : Aplikasi Teori Agensi untuk Penyelenggaraan Perusahaan
Sebagian besar manajer puncak hanya
memiliki jumlah saham nominal dalam perusahaan, bukan sebagai pemilik
perusahaan yang mereka kelola. Pemilik sesungguhnya (pemegang saham) memilih
dewan komisaris yang akan mencari manajer sebagai agen untuk menjalankan
kegiatan sehari-hari perusahaan.
Teori agensi mengutamakan analisis dan usaha untuk
memecahkan dua masalah yang terjadi dalam hubungan antara pemilik dengan agen
(manajemen puncak), yaitu :
1.
Masalah agensi muncul
jika (a) keinginan atau tujuan pemilik dan agen bertentangan, atau (b) bahwa
sebenarnya yang dilakukan agen adalah sulit dan mahal bagi pemilik.
2.
Masalah risiko bersama
yang meningkat jika pemilik dan agen memiliki sikap yang berbeda dalam
menghadapi risiko itu.
Teori menyatakan bahwa untuk menyamakan
berbagai kepentingan antara agen dan pemilik dan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan, manajemen puncak sebaiknya memilki tingkat
kepemilikan yang signifikan dalam perusahaan, dan atau memiliki bantuam
keuangan yang kuat dalam kinerja jangka panjangnya.
2.1.7
Pencalonan dan
Pemilihan Anggota Dewan
Kriteria utama yang digunakan oleh
kebanyakan CEO dalam pencalonan anggota dewan adalah kecocokan dengan CEO, dan
anggota akan memberikan wibawa bagi dewan. CEO sebaiknya tidak diijinkan
menegndalikan secara bebas pencalonan direktur, CEO sebaiknya memilih hanya
anggota dewan yang menurut pendapat CEO tidak akan mempersoalkan atau
mengganggu kebijakan dan operasi perusahaan.
Jadi, anggota dewan bertanggung jawab
kepada manajemen yang bertugas untuk mengatur. Setiap perusahaan yang
direkturnya menjabat lebih dari satu tahun, membagi dewan dalam kelas-kelas dan
mengatur secara bergiliran pemilihan sehingga hanya sebagian dari dewan yang
tetap menjadi calon untuk pemilihan setiap tahun.
2.1.8
Organisasi
Dewan
Menurut penelitian Korn/Ferry
International pada tahun 1992, rata-rata perusahaan besar milik publik
mempunyai 12 direktur (3 dari dalam, 9 dari luar), tahun-tahun sebelumnya
kurang dari 5. Rata-rata ukuran dewan dari perusahaan milik swasta berukuran
kecil dan menengah mempunyai anggota 7 atau 8.
Praktik yang agak baik ditemui dijumpai
di perusahaan-perusahaan AS yang mempunyai dewan komisaris utama yang juga
bertindak sebagai CEO. CEO lebih berkonsentrasi pada strategi, perencanaan,
hubungan eksternal, dan bertanggung jawab kepada dewan. Chairman bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dewan dan
komitenya menjalankan fungsinya seperti yang tertulis dalam anggaran dasar
perusahaan, menyusun jadwal pertemuan dewan, dan memimpin pertemuan tahunan
bagi para pemegang saham.
Beberapa pengamat perusahaan percaya
bahwa CEO sebaiknya tidak bertindak juga sebagai chairman karena akan menyebabkan terjadinya konflik kepentingan.
Penelitian terakhir menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang
memisahkan dua posisi tersebut lebih baik daripada perusahaan yang
menggabungkannya.
Sebagian besar dewan efektif
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan menggunakan komite-komite. Bidang
tipikal komite antara lain, eksekutif, pemeriksa, kompensasi, keuangan, dan
pencalonan komite.
2.1.9
Tren dalam
Fungsi Perusahaan
Beberapa
kecendrungan yang ada saat ini yang mungkin akan berlanjut :
-
Kelembagaan investor
akan memberi tekanan yang meningkat kepada manajemen puncak untuk memperbaiki
kinerjanya.
-
Pemegang saham akan
meminta direktur dan manajer puncak memiliki lebih dari jumlah saham yang ada
dalam perusahaan.
-
Direktur non-manajemen
atau pihak luar akan terus meningkatkan jumlah sahamnya dan kekuasaannya pada
perusahaan milik publik agar CEO melepaskan kekuasannya kepada dewan.
2.2
Manajemen
Puncak
CEO perusahaan biasanya melakukan fungsi manajemen
puncak dalam bentuk koordinasi dengan COO atau presiden, wakil presiden
eksekutif, dan wakil presiden divisi dan fungsi.
2.2.1
Tanggung Jawab
Manajemen Puncak
Manajemen puncak bertanggung jawab
kepada dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen perusahaan. Tugas CEO adalah
menyelesaikan persoalan-persoalan dengan dan melalui berbagai hal, untuk
mencapai tujuan perusahaan.
CEO
secara khusus harus dapat menangani 3 tanggung jawab penting :
1. Memenuhi
Peran Utama
a.
Tokoh kepemimpinan :
Bertindak sebagai pemimpin legal dan simbolis dan melakukan kewajiban sosial,
tugas-tugas seremonial, dan legal.
b.
Pemimpin : Memotivasi,
mengembangkan, dan memberi petunjuk kepada bawahan.
c.
Penghubung : Memelihara
kontak jaringan dan sumber-sumber informasi dengan orang-orang penting dalam
lingkungan kerja.
d.
Monitor : Mencari dan
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami perusahaan dan
lingkungannya.
e.
Penyebar : Meneruskan
informasi untuk tim manajemen puncak lainnya dan orang-orang penting lainnya dalam
perusahaan.
f.
Juru bicara :
Meneruskan informasi kepada kelompok-kelompok utama dan orang-orang dalam
lingkungan kerja.
g.
Wirausahawan : Meneliti
proyek-proyek perusahaan dan lingkungannya untuk memperbaiki produk, proses,
prosedur, dan struktur.
h.
Penangan Gangguan :
Melakukan tindakan perbaikan pada saat terjadi masalah atau krisis.
i.
Pengalokasi sumber daya
: mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan membuat dan atau menyetujui
keputusan.
j.
Negosiator : Mewakili
perusahaan dalam negosiasi perjanjian penting.
2. Memberikan
Kepemimpinan Eksekutif
Kepemimpinan
eksekutif penting karena berpengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Orang-orang dalam organisasi perlu memiliki visi untuk menentukan apa yang akan
mereka lakukan kedepan. Dalam hal ini hanya manajemen puncak yang akan
menetapkan visi dan misi kepada semua tenaga kerja.
Karakteristik
dasar yang perlu dimiliki seorang CEO adalah :
a.
Menetapkan tujuan utama
perusahaan.
b.
Memberikan peran bagi
yang lain untuk berpihak dan mengikuti. CEO menjadi teladan dalam perilaku dan
pakaian.
c.
Mengkomunikasikan
standar kinerja yang tinggi tetapi juga menunjukkan kepercayaan terhadap
kemempuan pengikutnya untuk memenuhi standar tersebut.
3. Mengelola
Proses Perencanaan Strategis
Manajemen
puncak harus menetapkan misi perusahaan, menggambarkan tujuan perusahaan, dan
merumuskan strategi dan tujuan perusahaan yang tepat. Untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut, manajemen puncak harus menggunakan informasi yang
disediakan oleh 3 kelompok kunci dalam perusahaan, yaitu :
a.
Staf perencanaan
strategis
Terdiri dari sedikit orang, dipimpin
oleh seorang wakil presiden senior atau direktur perncanaan perusahaan. Staf
perencanaan strategis perlu meonitor lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, kemudian memberika usulan kepada manajemen puncak tentang
kemungkinan perubahan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
b.
Manajer divisional atau
SBU
Manajer SBU akan mengajukan proposal
untuk pertimbangan manajemen puncak dan atau merespon permintaan proposal oleh
kantor pusat.
c.
Manajer departemen
fungsional
Manajer departemen fungsional melaporkan
secara lengsung kepada manajer divisional dalam perusahaan multidivisi atau
kepada manajemen puncak, jika perusahaan tidak memiliki divisi.
2.2.2
Karakteristik
Tugas-Tugas Manajemen Puncak
1. Tugas
yang sedikit, tapi berlangsung terus menerus.
Walaupun
seorang manajer jarang bekerja dengan tugas ini sepanjang hari, tetapi tanggung
jawab mereka selalu ada.
2. Tugas
membutuhkan kapabilitas dan temperamen.
Beberapa
tugas memerlukan kemampuan untuk menganalisis
dan menimbang-menimbang secara hati-hati bebagai alternatif tindakan.
2.2.3
Cara Perumusan
Strategis
Berdasarkan
penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif , H. Mintzberg mengemukakan bahwa
misi, tujuan dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi
manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang
digunakan oleh CEO dan staffnya dalam perumusan strategi. Menurut Mintzberg ada
3 cara dasar dalam perumusan strategi, yaitu:
1. Cara
Wirausaha
Satu
individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya pada kesempatan, dan
masalah adalah nomor dua. Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya
sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh dengan keputusan-keputusan yang
tegas. Sasaran dan dominannya adalah pertumbuhan perusahaan.
2. Cara
Adaptif
Strategi
ini kadang-kadang disebut “mengatasi, “ dan cara ini bercirikan pemecahan yang
bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada mencari
kesempatan-kesempatan baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan
prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan
perusahaan dalam langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya
dipakai di universitas, rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah
bahkan sejumlah perusahaan besar juga menggunakan cara ini.
3. Cara
Perencanaan
Perencanaan
strategis meliputi; pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara
proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada.
Analisis komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan
strategi-strategi yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan
perusahaan.
Dalam cara wirausaha, manajemen puncak
percaya bahwa lingkungan merupakan kekuatan yang dapat digunakan dan
dikendalikan. Dalam cara adaptif, manajemen menganggap bahwa lingkungan terlalu
kompleks untuk dimengerti sepenuhnya. Dalam cara perencanaan, manajemen
berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistematik terhadap lingkungan dapat
memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk mempengaruhi lingkungan bagi
keuntungan perusahaan. Penggunaan cara perencanaan khusus mencerminkan persepsi
manajemen puncak terhadap lingkungan perusahaan. Penggolongan manajemen puncak
perusahaan menurut tiga cara perencanaan
tersebut, memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa
keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat
dari sudut pandang misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan, untuk
mengetahui cara apa yang paling cocok.
Dalam beberapa hal, perusahaan
menggunakan pendekatan yang disebut inkrementalisme logik (logical
incrementalism), yang merupakan perpaduan dari cara perencanaan, adaptif dan
sedikit perluasan cara wirausaha. Menurut J.B. Quinn, manajemen
sebaiknyamempunyai ide yang layak dan jelas mengenai misi dan tujuan
perusahaan, tetapi dalam pengembangan strateginya, memilih untuk menggunakan
“proses interaktif dimana organisasi melihat masa yang akan datang, melakukan
eksperimen, dan belajar dari sebagian (inkremental) komitmen daripada melalui
perumusan global dari keseluruhan strategi”. Pendekatan tersebut akan menjadi
lebih berguna ketika lingkungan berubah secara cepat, dan sebelum melakukan
strategi khusus untuk perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu membuat
konsensus serta mengembangkan sumber daya yang diperlukan.
2.2.4
Pentingnya
Keahlian Konseptual dalam Manajemen Strategis
Diperlukan bauran keahlian manajerial
untuk menyeimbangkan prioritas-prioritas yang kelihatannya bertentangan. Robert
L. Katz menyatakan bahwa efektivitas manajemen tergantung pada ketepatan bauran
tiga keahlian dasar, yaitu;
1. Keahlian
teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu; terdiri
dari kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk menyelesaikan tugas-tugas
organisasional.
2. Keahlian
manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dan bekerja dengan orang;
terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai sasaran.
3. Keahlian
konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dan cara pandang orang
terhadap organisasi secara keseluruhan; terdiri dari kemampuan untuk memahami
kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungan.
2.3 Pemeriksaan
Strategis : Membantu Pengambilan Keputusan Strategis
Pemeriksaan strategis adalah bentuk
pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan
menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan.
Pemeriksaan strategis meliputi aspek-aspek utama proses manajemen strategis dan
menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari 8
langkah-langkah yang saling berhubungan;
1. Evaluasi
hasil kinerja perusahaan saat ini dalam hal (a) tingkat pengembalian investasi,
profitabilitas, dan sebagainya, dan (b) misi, tujuan, strategi dan kebijakan
saat ini;
2. Pemeriksaan
dan evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan, yaitu dewan komisaris dan
manajemen puncak;
3. Pengamatan
lingkungan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis yang merupakan
kesempatan dan ancaman;
4. Pengamatan
lingkungan internal perusahaan untuk menentukan faktor-faktor strategis yaitu
kekuatan dan kelemahan;
5. Menganalisis
faktor-faktor strategis (SWOT) untuk (a) menunjukkan dengan tepat masalah yang
ada, dan (b) meninjau dan merevisi misi dan tujuan jika diperlukan;
6. Membuat,
mengevaluasi dan menyeleksi strategi alternatif terbaik berdasarkan analisis
yang dilakukan pada langkah 5;
7. Mengimplementasikan
strategi yang dipilih dengan membuat program, anggaran, dan prosedur; dan
8. Mengevaluasi
strategi yang diimplementasi dengan menggunakan sistem umpan balik, dan
mengendalikan berbagai aktivitas untuk memastikan penyimpangan minimal dari
yang mereka rencanakan.
I.
Penutup
Tidak
ada keraguan dalam benak setiap orang bahwa manajer strategis adalah penting.
Mereka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh perusahaan
melalui nilai dan visi mereka. Manajer puncak harus menggunakan cara perumusan
strategi yang tepat (pengusaha, adaptif, atau perencanaan) dan mempunyai bauran
keahlian teknis, manusia, dan konseptual untuk memimpin perusahaan. Pemeriksaan
strategis, dengan menyediakan daftar untuk manajer dan analis, adalah salah
satu cara untuk mengimplementasikan proses pengambilan keputusan yang sangat
perlu untuk manajemen strategis yang efektif.
No comments:
Post a Comment