Thursday, 28 September 2017

Pengertian Komunikasi Antar Kultur/Budaya



Pengertian Komunikasi Antar Kultur/Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari
semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh
sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996).
Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa (khususnya sosiolinguistik),
sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi
menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya.
Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang utama,
terutama perusahaan – perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene
negara – negara yang ditujunya memiliki aneka ragam budaya.
Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam
kepentingan mulai dari melakukan perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan,
baik yang sifatnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya.Satelit
komunikasi telah membawa dunia menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam
peristiwa yang terjadi dalam belahan dunia,baik melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan
media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis bukan halangan lagi
kita untuk melihat ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia.

I.Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan pengertian komunikasi antar kultur/budaya dengan benar
b. Menjelaskan tujuan komunikasi antar budaya dengan benar
c. Menjelaskan hakikat komunikasi antar budaya dengan benar
d. Menjelaskan fungsi komunikasi antar budaya dengan benar
e. Menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi antar budaya dengan benar.

McLuhan (dalam Infante et.al, 1990 : 371) menyatakan bahwa dunia saat ini telah
menjadi “Global Village” yang mana kita mengetahui orang dan peristiwa yang terjadi di negara
lain hampir sama seperti layaknya seorang warga negara dalam sebuah desa kecil yang menjadi
tetangga negara – negara lainnya.Perubahan sosial adalah hal lain yang berpengaruh dalam
komunikasi antar budaya adalah dengan makin banyaknya perayaan - perayaaan budaya sebuah
etnis dalam sebuah negara. Perbedaan budaya dalam sebuah negara menciptakan
keanekaragaman pengalaman, nilai, dan cara memandang dunia. Keanekaragaman tersebut
menciptakan pola – pola komunikasi yang sama di antara anggota – anggota yang memiliki latar
belakang sama dan mempengaruhi komunikasi di antara anggota – anggota daerah dan etnis
yang berbeda.Perusahaan – perusahaan yang memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya
merupakan syarat mutlak bagi para karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuan yang cukup
mengenai situasi dan kondisi budaya yang akan dihadapinya (intercultural competence), salah –
salah jika mereka gagal berkomunikasi dengan budaya yang dihadapinya, perusahaan hanya
akan bertahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Gudykunst and Kim (2003:17)
mengkonsepkan fenmena komunikasi antar budaya sebagai “...
Sebuah transaksional, proses simbolik yang mencakup pertalian antar individu dari latar
belakang budaya yang berbeda.” Kata kuncinya adalah proses. Dalam wacana orang Swedia
istilah kulturmöte (literally cultural encounter) seringkali diartikan pada beberapa singgungan
(atau pertentangan) antar budaya (seperti, dalam literatur, gaya komunikasi, gaya manajemen,
adat istiadat, dan orientasi nilai). Namun demikian, beberapa pertemuan biasa dianalisis tanpa
mempertimbangkan pada karakter prosesnya. Komunikasi antar budaya seharusnya, dapat
dipandang dan dianalisa sebagai sebuah proses yang kompleks, bukan sekedar sebuah
pertemuan. Lebih lanjut, komunikasi antar budaya, oleh beberapa ilmuwan sosial dilihat sebagai
sebuah disiplin akademik – data dikatakan, satu cabang dari ilmu komunikasi, berlabuh dalam
karakteristik ontologinya, epistemiologi dan asumsi – asumsi aksilogi.
Pada saat yang bersamaan, komunikasi antar budaya adalah sebuah lingkup studi yang
berhubungan dengan berbagai disi[lin ilmu lainnya (seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi,
pendidikan, studi media, antropologi budaya dan manajemen). Bagi ilmu – ilmu tersebut,
komunikasi antar budaya dipandang sebagai sebuah objek studi atau sebuah permasalahan dalam
bidang disiplin ilmu – ilmu tersebut[1]. Damen[2] (1987: 23) mendefinisikan komunikasi
komunikasi antar budaya sebagai “tindakan – tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individu
– individu yang diidentifikasikan dengan kelompok – kelompok yang menampilkan variasi antar
kelompok dalam bentuk pertukaran sosial dan budaya. Pertukaran bentuk, ekspresi individu,
adalah variabel – variabel utama dalam tujuan, tatakrama, cara, dan arti – arti yang mana proses
komunikatif memberikan efek.

Komunikasi antar budaya, Lustig and Koester’s menyatakan (2003: 49-51), adalah
sebuah “proses simbolik yang mana orang dari dari budaya – budaya yang berbeda mneciptakan
pertukaran arti – arti”. Hal tersebut terjadi “ketika perbedaan – perbedaan budaya yang besar dan
penting menciptakan interpretasi dan harapan – harapan yang tidak sama mengenai bagaimana
berkomunikasi secara baik”. Jandt (2004: 4) mengatakan komunikasi antar budaya tidak hanya
komunkasi antar individu tapi juga di antara “kelompok – kelompok dengan identifikasi budaya
yang tersebar’. Ringkasnya, komunikasi antar budaya menjelaskan interaksi antar individu dan
kelompok – kelompok yang memiliki persepsi yang berbeda dalam perilaku komunikasi dan
perbedaan dalam interpretasi. Beberapa studi mengenai komunikasi antar budaya menguji apa
yang terjadi dalam kontak dan interaksi antar budaya ketika proses komunikasi mencakup orang
– orang yang secara budaya tersebar (Samovar & Porter 1997). Sebuah permasalahan yang sama
dalam komunikasi antar budaya muncul “ketika orang – orang yang menjelaskan dirinya sebagai
kelompok yang berbangsa dan beretnis sama tidak mau melakukan pertukaran ide – ide
mengenai bagaimana menunjukkan identitas mereka dan tidak menyetujui tentang norma –
norma untuk interaksi” (Collier 1997: 43). Untuk mencapai komunikasi antar budaya yang
efektif, individu seharusnya mengembangkan kompetensi antar budaya; merujuk pada
keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai komunikasi antar budaya yang efektif Jandt
(1998, 2004) mengidentifikasikan empat keterampilan sebagai bagian dari kompetensi antar
budaya, yaitu personality strength, communication skills, psychological adjustment and cultural
awareness.
Tidak dapat diragukan bahwa kompetensi antar budaya adalah sebuah hal yang sangat
penting saat ini. Pendatang sementara secara kolektif disebut sebagai sojourners atau biasa kita
kenal dengan istilah ekspatriat, yaitu sekelompok orang asing (stranger) yang tinggal dalam
sebuah negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan negara tempat mereka
berasal.Oberg (1960) menggunakan istilah sojourners untuk mengindikasikan kesulitan –
kesulitan yang muncul dari pembukaan lingkungan yang tidak dikenal. Kesulitan yang dialami
oleh sojourners tidak sama. Beberapa variabel utama mencakup jarak antara budaya tempat
mereka berasal dengan budaya tempat pribumi, jenis keterlibatan, lamanya kontak, dan status
pendatang dalam sebuah negara (cf. Bochner, 1982)Berdasarkan hasil beberapa penelitian
mengatakan bahwa tinggal di negara orang lain tidak secara otomatis menggiring pada sikap
positif terhadap negara tersebut. Bukti dalam penelitian seringkali muncul yang negatifnya
dibandingkan dengan yang positifnya selama tinggal di negara orang lain, setidaknya di
kalangan pelajar (Stroeb, Lenkert, & Jonas, 1988)

Tujuan Komunikasi Antar Budaya adalah :

a. Memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi praktik komunikasi
b. Mengkomunikasi antar orang yang berbeda budaya
c. Mengidentifikasikan kesulitan – kesulitan yang muncul dalam komunikasi
d. Membantu mengatasi masalah komunikasiyang disebabkan oleh perbedaan budaya
e. Meningkatan ketrampilan verbal dan non verbal dalam komunikasi
f. Menjadikan kita mampu berkomunikasi secara efektif.

Ada beberapa alasan mengapa perlunya komunikasi antar budaya, antara lain: 
a) membuka diri memperluas pergaulan; 
b) meningkatkan kesadaran diri; 
c) etika/etis; 
dmendorong perdamaian dan meredam konflik; 
e) demografis; 
f) ekonomi; 
g) menghadapi.
teknologi komunikasi; dan h) menghadapi era globalisasi. (Alo Liliweri, 2003).
Komunikasi antar budaya menurut Samovar dan Porter merupakan komunikasi antara
orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya suku bangsa, etnik, dan ras, atau kelas
sosial. Komunikasi antar budaya ini dapat dilakukan dengan negosiasi, pertukaran simbol,
sebagai pembimbing perilaku budaya, untuk menujukkan fungsi sebuah kelompok. Dengan
pemahaman mengenai komunikasi antar budaya dan bagaimana komunikasi dapat dilakukan,
maka kita dapat melihat bagaimana komunikasi dapat mewujudkan perdamaian dan meredam
konflik di tengah-tengah masyarakat. Dengan komunikasi yang intens kita dapat memahami
akar permasalahan sebuah konflik, membatasi dan mengurangi kesalahpahaman, komunikasi
dapat mengurangi eskalasi konflik sosial. Menurut Charles E Snare bahwa usaha meredam
konflik dan mendorong terciptanya perdamaian tergantung bagaimana cara kita mendefinisikan
situasi orang lain agar kita dapat mencapai perdamaian dan kerjasama. Dalam berbagai kasus
politik E Snare mengatakan “Kita perlu mengerti bagaimana letak bingkai rujukan para aktor
politik dan darimana pikiran mereka berasal”.
Jadi jelas dengan mempelajari komunikasi antar budaya berarti kita mempelajari
(termasuk membanding) kebiasaan-kebiasaan setiap etnis, adat, agama, geografis dan kelas
sosial di masyarakat kita. Dengan pemahaman tersebut kita mengkomunikasikan perbedaanperbedaan
tersebut dengan komunikasi antar budaya, guna menyelesaikan konflik melalui dialog
yang baik antara lain dengan identifikasi perspektif budaya.

Hakikat Komunikasi Antarbudaya

a. Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan
melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga
ke-agamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur.
Enkulturasi terjadi melalui mereka.
b. Akulturasi
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran emudian
berdiam di AS (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan
rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan
rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur
tuan rumah pun ikut berubah.

4. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya

a. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komuniasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a) Menyatakan identitas sosial dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat
beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan
identitas sosial perlikau itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara
verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah
dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul
suku bangsa, agama, , maupun tingkat pendidikan seseorang.
b) Menyatakan Integrasi SosialInti konsep integrasi sosial adalah menerima
kesatuan dan persatuan antar pribadi, antar kelompok namun tetap mengakui
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiapunsur. Perlu dipahami bahwa
salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna
yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan.
Dalamkasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar
komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama
komunikasi. Dan prinsiputama dalam proses pertukaran pesan komunikasi
antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda
memperlakukan anda dan bukansebagaimana yang saya kehendaki. Dengan
demikian komunikator dan komunikan dapatmeningkatkan integrasi sosial atas
relasi mereka
c) Menambah pengetahuan seringkali komunikasi antarpribadi maupun
antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan
masing-masing.
d) Melepaskan Diri atau Jalan KeluarKadang-kadang kita berkomunikasi dengan
orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang
sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi
yangberfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang
simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku
komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan di
antara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris
dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku
satu orang tercermin padaperilaku yang lainnya.
b. Fungsi Sosial
a) Pengawasan
Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya
di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi
saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan.
Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan
secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun
peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b) Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan
di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan
yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas
sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan
pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi.
c) Sosialisasi Nilai
d) Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
e) Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak
di depan Honolulu Zaw, Honolulu hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam
kategori hiburan antarbudaya.
5. Prinsip-Prinsip Komunkasi Antarbudaya
a. Terdapatnya golongan ningrat sebagai budaya yang tertinggi))
hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang
mengharuskan dari keturunan darah biru.
b. Relativitas bahasa gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perlkau
paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi
proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam
hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan
bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara
mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
c. Bahasa Sebagai Cermin Budaya bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan
budaya, makin perbedaankomunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat
nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar
perbedaankomunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat
mengakibatkan,misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan
kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin
banyak potong kompas (bypassing).
d. Mengurangi Ketidak-pastian makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidakpastian
dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastianini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi,
dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih
besar ini,diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan
untuk berkomunikasi secara lebih bermakna
e. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya makin besar perbedaan antarbudaya, makin
besar kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai
konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita
lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau
tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang
percaya diri.
f. Interaksi Awal dan Perbedaan AntarbudayaPerbedaan antarbudaya terutama penting dalam
interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan
menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan
salah menilai orang lain,kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi
antarbudaya.
g. Memaksimalkan Hasil InteraksiDalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua
komunikasi - kita berusahamemaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas
oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi
antarbudaya. Sebagai contoh, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka
perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda
mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya anda akan memilih berbicara
dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan anda ketimbang orang yang
sangat berbeda.Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri
dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai
menarik diri dan mengurangi komunikasi.Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana
perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. dalam komunikasi, anda mencoba
memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisisi yang anda ambil, perilaku
nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang
menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang
menurut anda akan memberikan hasil negatif.

III. Referensi

Ardianto, Elvinaro dan Priyatna Soeganda. 2008. Komunikasi Bisnis (Tujuh Pilar Strategi
Komunikasi Bisnis). Bandung : Widya Padjadjaran
A.W. Widjaja. 2008. Ilmu Komunikasi. Bina Aksara, Jakarta: PT. Bina Aksara,
Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. 2003. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Andrik Purwasito. Komunikasi Multikultural. 2003. Surakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Bertens, K.2012. Etika Bisnis. Jogjakarta: Kanisius.
Poerwanto dan Zakaria Lantang Sukirno.2012. Komunikasi Bisnis. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisi ketiga). Jakarta : Erlangga.

IV. Evaluasi

Jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini dengan jelas!
a. Jelaskan pengertian komunikasi antar kultur/budaya dengan benar
b. Jelaskan tujuan komunikasi antar budaya dengan benar
c. Jelaskan hakikat komunikasi antar budaya dengan benar
d. Jelaskan fungsi komunikasi antar budaya dengan benar
e. Jelaskan prinsip-prinsip komunikasi antar budaya dengan benar

No comments:

Post a Comment

http://idsly.com/9YTOFhH